Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Sesak napasnya makin berat.
"Teman sekamarnya lalu memberitahukan kepada petugas yang berjaga dan kemudian melarikannya ke rumah sakit," ujar petugas tadi.
Sejak Sabtu (24/3/2007), terpidana yang menyodomi sejumlah anak gelandangan dan kemudian membunuhnya itu resmi mendapat perawatan di RSUD Cilacap.
Ia dirawat di Ruang Dahlia dengan penjagaan ketat. Selama sakit, yang bersangkutan terus mendapat pengobatan dan pengawasan dari tim dokter.
Namun, pada Senin (26/3/2007) pertolongan dari tim dokter di rumah sakit tersebut tak bisa membuat umur Robot Gedek bertambah panjang.
Pria yang dulu banyak menghabiskan hidup di rumah kumuhnya di jalanan Jakarta itu semakin sulit bernapas.
Robot Gedek akhirnya menemui ajal.
"Dia memang sering mengeluh sakit pada dada sebelah kiri. Tapi, tidak benar kalau dia stres memikirkan akan dieksekusi mati," ujar Kepala LP Batu Sudijanto ketika itu.
Sudijanto mengungkapkan, Robot Gedek memang divonis mati oleh PN Jakpus.
Namun, sampai menjelang kematian Robot Gedek, pihaknya belum menerima pemberitahuan rencana eksekusinya.
Kabar yang beredar—yang menyebutkan terpidana sakit lantaran memikirkan rencana eksekusi—dinilainya tidak benar.