Kemungkinan tersebut didasarkan pada kemungkinan buruk yang dilakukan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, untuk mengakhiri hubungan nuklir dengan Eropa, seperti diwartakan Dailystar.
Hal itu tentu semakin mempermudah tujuan Amerika jika hendak menggempur Iran.
Jika memetakan kekuatan dari kedua negara, jelas Iran kalah telak.
Tak hanya itu, Amerika juga jelas diuntungkan untuk pertempuran satu lawan satu.
Hal itu bisa kita lihat saat Amerika menghancurkan Taliban di Afganistan dan menyapu Saddam Hussein dari kekuasaan di Irak hanya dalam beberapa minggu.
Selain itu, sejak Perang Vietnam, pasukan AS tidak pernah kalah dalam pertempuran.
Meski begitu, tidak satu pun dari konflik itu berakhir dengan kemenangan total.
Dan pertempuran-pertempuran tersebut telah menunjukkan bagaimana kekuatan militer Amerika yang didasarkan pada kecanggihan teknologi mereka.
Data 2018 menyebut, populasi Iran hanya memiliki sekitar 80 juta penduduk, angka yang lebih kecil dibandingkan AS dengan sekitar 325 juta penduduk.
Sementara jumlah militer AS sekitar 1,3 juta personel militer aktif dan Iran hanya memiliki 550 ribu termasuk personel cadangan, sedang AS masih menyimpan 2 juta personel cadangan.
Sementara kekuatan darat Iran hanya memiliki 1.600 tank sedangkan AS memiliki 5.000 dan keduanya dalam kondisi siap tempur.