Analisis selama berbulan-bulan mengidentifikasi lebih dari 195 korban berbeda, yang semuanya tidak sadar sementara Sinaga melecehkan mereka.
DI Zed Ali, petugas investigasi senior, mengatakan itu “seperti mencoba menyatukan jutaan potongan gambar tanpa penutup gergaji ukir”.
Hingga pada akhirnya 48 orang korban melapor dan mengaku siap menjadi saksi dalam persidangan Reynhard Sinaga, yang pada akhirnya berbuah vonis seumur hidup untuk Reynhard Sinaga.
Lalu mengapa kasus ini bisa tertutup dari media massa?
Ternyata sebenarnya media sudah mengetahui kasus ini jauh-jauh hari.
Namun, pengadilan meminta dilakukannya media blackout atau larangan pemberitaan terkait kasus Reynhard Sinaga.
Ada dua tujuan utama dari penerapan media blackout ini.
Pertama, karena kasus itu harus dibagi menjadi empat persidangan terpisah.
Hal ini harus dilakukan sebab jumlah korban yang akan bersaksi mencapai 48 orang.
Di sisi lain, Layanan Kejaksaan Mahkota (CPS) Inggris masih terus membuka kemungkinan munculnya korban-korban lain.
Mereka meyakini jumlah korban Reynhard Sinaga lebih dari 48 orang.
Bahkan, muncul dugaan jumlahnya lebih dari 100 orang.