Dokumen pengadilan mengatakan dia kemudian mengaku pada polisi bahwa dia menyuntikkan IV anaknya dengan tinja beberapa kali dalam upaya untuk membuatnya dipindahkan ke unit lain rumah sakit di mana ia pikir anaknya akan menerima perawatan medis yang lebih baik.
Dia juga mengakui telah menyuntikkan putranya dengan kotorannya sendiri, yang disimpannya di tas hadiah di wastafel kamar mandi kamar rumah sakitnya.
Infeksi itu berarti dokter harus menunda perawatan kemoterapi bocah itu selama hampir dua bulan.
Hal itu dapat berakibat menurunkan peluangnya untuk bertahan hidup.
Namun, dilaporkan bahwa pada bulan September kesehatan bocah lelaki itu telah membaik.