"Beliau telah menjalani tindakan katerisasi dan pemeriksaan medis lebih detail di RS. NUH Singapura," ujar Musyafaur Rahman dalam klarifikasinya kepada Tribunnnews, Minggu (29/12/2019).
Adian menegaskan bahwa tindakan medis dan perawatan di Singapura sama sekali tidak dibiayai negara maupun Istana ataupun Jasindo.
Semua pengeluaran mulai dari apartemen tampat menginap keluarga, transportasi pesawat, transportasi lokal, makan dan minum, biaya Dokter, obat, tindakan medis dan lain-lain ditanggung dengan uang pribadi, kas Organisasi PENA 98 dan urunan sahabat-sahabatnya.
Ia menyebutkan, mungkin Adian satu satunya pejabat tinggi negara yang saat observasi hasil tindakan medis ia tidak di observasi di kelas VVIP ataupun VIP ataupun kelas 1 tapi di ruangan perawatan yang satu kamar berisi 6 orang.
Satu satunya permintaan Adian Napitupulu pada Kedubes Indonesia di Singapura adalah agar Kedubes membantu untuk dihubungkan dengan Dokter spesialis karena saat itu agak kesulitan mendapat layanan cepat karena konon banyak yang sedang libur Natal dan Tahun Baru.
Tapi kedubes hanya merespon via whatsapp dan tidak ada follow up apapun, sebutnya.
"Hal ini perlu disampaikan untuk meluruskan agar tidak berkembang opini yang mengatakan bahwa biaya berobat Adian Napitupulu di Singapura di tanggung Negara maupun Istana," jelasnya.
Sejauh ini, kata dia, PDI Perjuangan-lah yang cukup berperan sejak peristiwa seperti menyewakan pesawat medis utk evakuasi dan terus berkomunikasi dalam setiap tahapan medis.
Menurut perkiraansosok Duta Besar yang dimaksud adalah Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya.