Suar.ID -Langit Indonesia akan dihiasi fenomena tak biasa dalam waktu dekat ini.
Tepatnya pada Kamis (26/12).
Fenomena ini adalah gerhana matahari cincin yang nantinya bisa dilihat di beberapa wilayah Indonesia.
Melansir laman Tribunnews.com, gerhana matahari cincin terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi.
Oleh karena itu, piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Gerhana matahari cincin biasanya terjadi setiap satu hingga dua tahun sekali. Di Indonesia, gerhana matahari cincin terakhir kali terjadi pada 26 Februari 2017 silam.
Melansir laman gerhanamatahari.id via Tribunnews.com, fenomena alam ini dapat dilihat di Kabupaten Siak, Riau.
Daerah lain yang paling ideal untuk melihat gerhana matahari cincin adalah Padang Sidempuan, Sibolga, Kepulauan Riau, dan sebagian Kalimantan Barat bagian utara, yakni Kabupaten Singkawang.
Gerhana matahari cincin diprediksi akan dimulai pukul 12.15 WIB, fase puncaknya pada pukul 12.17 WIB, dan berakhir pada pukul 12.19 WIB.
Tak semua masyarakat bisa melihat fenomena gerhana matahari cincin, karena tergantung pada lokasi pengamatan.
Di Sumatera Selatan, gerhana dapat dilihat mencapai 80 persen, sedangkan di Pulau Jawa mencapai 70-80 persen.
Mbah Mijan, seorang ahli metafisika pun menangkap pertanda lain dari fenomena alam ini.
Hal tersebut disampaikan Mbah Mijan di laman Instagram pribadinya pada Rabu (25/12/2019) ini.
Dari kacamatanya yang menggunakan ilmu titen, gerhana diartikan sebagai sebuah pertanda pasang surutnya air laut.
Sehingga, adanya gerhana matahari dijadikan nelayan sebagai lampu merah untuk tak melaut.
"Bagi Kaum Nelayan yang memahami 'Ilmu Titen', gerhana Matahari cincin bisa diartikan sebagai gejolak alam yang berdampak pada pasang surutnya air laut.
"Selain itu, pasang surut air laut juga dinilai berbahaya untuk kapal-kapal tradisional," tulis Mbah Mijan.
Sedangkan dari kacamata metafisika, gerhana matahari cincin disebut Mbah Mijan sebagai pertanda akan datangnya bencana alam.
"Metafisika membahas Gerhana Matahari Cincin sebagai pertanda akan datangnya bencana, seperti gempa.
"Tanah terbelah, dan kemarau panjang yang membawa hawa dingin menusuk tulang," imbuhnya.
Baca Juga: Jokowi Umumkan Wacana Ganti Gaji Bulanan Menjadi Dibayar Per Jam, Setujukah Anda?
Menurut Mbah Mijan, dalam ajaran Islam, jika terjadi fenomena gerhana matahari, umat Islam juga dianjurkan untuk berdoa dan tetap waspada.
"Bahkan dalam Islam, kita disunahkan menjalani Shalat Kusuf agar terhindar dari segala bencana dan marabahaya. Mari berdoa, waspada, dan selalu berbagi terhadap sesama.
"Semoga kita dan bangsa ini, selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin," pungkas Mbah Mijan.
(Nopsi Marga)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul"Fenomena Gerhana Matahari Cincin Akan Hiasi Langit Indonesia Pada 26 Desember 2019, Mbah Mijan Cium Pertanda Bahaya: Akan Datang Bencana, Tanah Terbelah Hingga Hawa Dingin Menusuk Tulang!".