Puisi tersebut ditulis Sisi Asih dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.
Dalam puisi tersebut Sisi Asih menuliskan tentang sikap seseorang dalam menghadapi suatu ketidakadilan atau pun kebohongan.
Ia menuliskan bahwa dalam menghadapi suatu ketidakadilan seseorang sering sekali bersikap pura-pura buta, bisu, dan tidak tahu.
"Mata melihat, namun pura-pura buta..Bibir bisa berucap, namun pura-pura bisu..Telinga mendengar, namun pura-pura tidak tahu..Apakah hidup ini hanya untuk berpura-pura hidup ?.Entahlah apa jadinya ketika hidup manusia dipenuhi dengan “berpura-pura”..Pura-pura tidak bisa, oh malu sekali ketika semua orang tau kalau kamu bisa," tulis Sisi Asih di akun Instagram pribadinyapada (7/12/2019).
Menurutnya sikap 'pura-pura tidak tahu' ini dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu keuntungan pribadi.
Tentunya hal ini dapat membuat kerugian bagi orang lain yang ada di sekitarnya.
"Pura-pura tidak tahu, nyaris menjadi kebiasaan yang mendarah daging ketika seorang manusia punya kepentingan, keegoisan, dan mencari keuntungan..Walaupun mengorbankan banyak orang ? Mereka tidak perduli. Mungkin tidak akan pernah ambil peduli..Banyak orang yang dirugikan ?Yang penting mereka tidak rugi," sambung Sisi Asih.
Sisi Asih tidak bisa membayangkan jika setiap terus bersikap pura-pura saat melihat suatu ketidakadilan.
Namun di sisi lain Sisi Asih percaya bahwa roda kehidupan berputar sangat cepat, dan kebohongan akan segera terbongkar.
Di akhir puisi tersebut Sisi Asih memberikan sebuah tagar #savepramugari dan #savesaveflightattendants.