Saat itu, tidak ada standar mutu pendidikan nasional karena kelulusanmenggunakan rumus dongkrakan, sehingga hampir semua peserta didik diluluskan.
Dulu ada sistim Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) yang menerapkan cara nilai ganda dan menaikkan nilai bagi yang kurang di daerah.
Baca Juga: Singkat Jelas Padat, Begini Isi Pidato Menteri Pendidikan Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional
"Kalau di Jakarta anak dapat nilai 6, mungkin di Mentawai atau Kendari, atau di kampung saya di Bone, dapat 4. Lalu dibikinlah semacam teori dan justifikasi untuk mengkatrol nilai 4 itu menjadi 6," kata Jusuf Kalla.
Angka nilainya jadi sama, tetapi isi dan mutunya berbeda.
Terjadilah standar ganda, yang jelas mengorbankan masa depan karena yang kurang, tetap kurang dan tidak bisa bersaing secara nasional.
"Kalau dibebaskan tentu kembali ke sebelum tahun 2003," kata Jusuf Kalla.
Sistem Pengganti Ujian Nasional
Seperti yang diketahui sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memiliki wacana untuk menghapuskan Ujian Nasional.
Mengutip dari Tribunnews, kini Nadiem Makarim akhirnya membeberkan program pengganti Ujian Nasional ini.