Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Miliki Julukan 'Manager 1 Miliar', Sosok yang Posisinya Digeser Ahok Setelah Lebih dari 4 Tahun Menjabat Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Rahma Imanina Hasfi - Senin, 25 November 2019 | 18:00
Sebelum Ahok, posisi Komisaris Utama Pertamina dipegang oleh sosok yang miliki julukan 'Manager 1 Miliar'
Kolase TribunJambi & Kompas.com

Sebelum Ahok, posisi Komisaris Utama Pertamina dipegang oleh sosok yang miliki julukan 'Manager 1 Miliar'

Tanri ditunjuk pertama kali sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 6 Mei 2015 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-60/MBU/05/2015 tanggal 6 Mei 2015 dan ditetapkan sebagai Komisaris Independen merangkap Komisaris Utama sejak 14 November 2016 berdasarkan keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Pertamina (Persero) No.SK-254/MBU/11/2016 tanggal 14 November 2016.

Melansir dari wikipedia, Tanri Abeng lahir di sebuah desa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.

Pada usia 10 tahun kedua orangtuanya meninggal dan ia dikirim untuk tinggal dengan kerabar di Makassar.

Setelah menyelesaikan pendidikan SLA di Ujungpandang, ia sempat berangkat ke Amerika Serikat dalam program American Field Service (AFS) Exchange program.

Baca Juga: Garang kepada Pemerintah, Siapa Sangka Sosok Ini Pernah Menyukai Guru SD nya, Begini Perasaannya saat Sang Guru Menikah dengan Seorang Polisi

Selanjutnya ketika ia pulang kembali ke Makassar, ia melanjutkan sekolahnya di Universitas Hasanudin sampai tingkat 5, pendidikannya dilanjutkan ke Graduate School of Business Administration, di Universitas New York, Amerika Serikat hingga mendapatkan gelar MBA.

Kemudian ia mengikuti program management training Union carbide Amerika Serikat.

Setelah selesai, ia ditempatkan di Jakarta sebagai Manager Keuangan perusahaan tersebut (1969-1979).

Kariernya terus menanjak sampai akhirnya ia menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia.

Selain itu, ia juga menjadi Direktur Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976) dan pada tahun 1977-1979, ia merangkap sebagai manager pemasaran Union Carbide Singapura.

Tahun 1979, ia pindah ke perusahaan produsen bir Belanda, Heineken, PT Perusahaan Bir Indonesia (Indonesian Beer Company).

Meskipun ia tidak bisa berbahasa Belanda dan tidak minum bir, Ia menjadi CEO perusahaan tersebut setelah wawancara selama 15 menit.

Source :Kompas.com TribunJambi.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x