Di usianya yang masih muda, Diaz Hendropriyono menduduki posisi tertinggi di partai politik.
Pria kelahiran Jakarta, 25 September 1978 ini menjadi ketua umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Ia menggantikan sang ayah AM Hendropriyono yang merupakan Jenderal TNI sekaligus mantan Kepala BIN.
Diaz Hendropriyono sudah aktif menjadi politikus muda dalam kampanye Pilpres 2014.
Berbicara tentang Diaz, rasanya tak lengkap kalau tidak menyertakan AM Hendropriyono.
Hendropriyono merupakan prajurit yang sangat melegenda bahkan dirinya juga menjadi kepala BIN pertama.
Selama kariernya di dunia militer, Hendropriyono mengikuti beberapa operasi yang membuat namanya melejit.
Salah satu operasinya yang terkenal adalah Operasi Penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS).
Hendropriyono setidaknya terlibat dalam operasi penumpasan pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) yang terbentuk di masa konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966) oleh intelijen Indonesia pada era Presiden Soekarno.
Dalam buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran, Sejak Nusantara Sampai Indonesia (2014) karya Iwan Santosa, Hendropriyono menceritakan pengalamannya tersebut.
"Karena PGRS tidak menyerah, terpaksa kami sebagai guru harus menghadapi murid dengan bertempur di hutan rimba Kalimantan," ujar Hendropriyono.