Suar.ID - Lebih dari sepekan, warga merasa curiga tak pernah lagi mendengar suara tangisan seorang remaja berinisial FHA (18) yang tinggal bersama ibunya, SM (57).
Gufron, tetangga SM, mengatakan FHA mengalami keterbelakangan mental sejak lahir dan tidak pernah beraktivitas di luar rumah.
"Bahkan dulu waktu masih kecil dipasung, dipasung lama sekali, nggak pernah keluar rumah. Sekarang kondisinya nggak bisa jalan, setiap hari hanya tiduran saja di dalam rumah," ujar Gufron dikutip dari Kompas.com.
Gufron mengatakan FHA tinggal di rumah tersebut hanya bersama ibunya, SM (57).
SM telah lama berpisah dengan suaminya.
Sejumlah warga Desa Bajing, Kecamatan Kroya, Cilacap, Jawa Tengah sempat menanyakan keberadaan FHA kepada ibunya.
Namun, ibunya memberikan jawaban yang berbeda-beda.
Beberapa hari kemudian, warga juga sempat mencari keberadaan FHA di sekitar rumahnya.
Senin (18/11/2019) pagi, warga kembali mencari keberadaan FHA di sekitar rumah.
Warga kemudian mencurigai sebuah gundukan tanah berukuran kecil di samping rumah SM.
Setelah digali, FHA ditemukan dalam kondisi meringkuk terbungkus plastik transparan di gundukan tanah tersebut.
Subiantoro (62), tetangga korban mengatakan, jasad korban ditemukan terkubur dalam lubang sedalam kurang dari 50 sentimeter.
"Dibungkus kantong plastik bening yang berukuran besar, yang meteran, bagian atasnya diikat, seperti dipocong. Kakinya saat ditemukan posisinya menekuk," kata Subiantoro Senin (18/11/2019) sore, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Lama Disimpan Rapat-rapat, Ayu Ting Ting Akhirnya Akui Hamil di Luar Nikah? Ayu: 'Gue Nabung Duluan'
Polisi meminta keterangan sejumlah pihak terkait dengan penemuan jasad FHA (18) di pekarangan rumahnya tersebut.
Kasat Reskrim Polres Cilacap AKP Ongko Gradiarso Sukahar mengatakan, hingga saat ini telah meminta keterangan kepada empat orang saksi, yaitu para tetangga di sekitar lokasi kejadian, termasuk ibu korban, SM.
"Kami melakukan pemeriksaan saksi yang kami nilai mengetahui keseharian si korban. Ada beberapa tetangga, termasuk ibunya, total ada sekitar empat orang," kata Ongko saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (19/11/2019).
SM kini tengah menjalani observasi oleh tim dokter.
Ongko mengatakan, observasi diperlukan untuk mengetahui kondisi kejiwaan yang bersangkutan.
"Kami juga koordinasi sama dokter agar mengobservasi mengenai kondisi kejiwaan itu sendiri," kata Ongko.
Menurut Ongko, ibu korban saat ini mulai bisa diajak berkomunikasi.
Kondisi itu berbeda dibandingkan sehari sebelumnya saat baru pertama diamankan polisi, ibu korban tidak dapat diajak berkomunikasi.
"Bisa diajak komunikasi, tapi ya itu kita koordinasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kejiwaannya," ujar Ongko.
Daryono (50), tetangga SM mengatakan dulu SM dikenal sebagai seorang guru.
Ia mengatakan, dahulu SM diketahui bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di salah satu SMP swasta di Kroya.
"Dulu guru bahasa inggris, sekitar tahun 1990-an, tapi sudah berhenti lama. Kalau tidak salah sejak berpisah dengan suaminya," kata Daryono.
SM diduga mengalami depresi sejak tidak menjadi guru dan berpisah dengan suaminya lebih dari setahun yang lalu.