Dia disebut cenderung menghindari tugas yang dia tidak suka.
"Kemudian ia sering membolos, lebih suka bermain di sebuah geladak, serta meminta bibinya untuk mengerjakan PR-nya," ujar Thuraisingam.
Jika bibinya tidak bisa menyelesaikan tugasnya, maka Ridzuan akan memukul tangan sang bibi menggunakan penggaris dalam kemarahannya.
Leung kemudian menjawab dia akan menanyai Ridzuan mengapa dia 'bangga' ketika mendapat nilai nol di sekolah, dan menyebut ada banyak alasan mengapa dia tidak pandai.
Namun, Leung memberikan prediksi bahwa 'kegembiraan' Ridzuan kemungkinan berasal dari sikap ibu ataupun neneknya yang sering mengabaikannya.
Jika nantinya terbukti secara sengaja menyiksa putranya hingga tewas, Ridzuan terancam menghadapi hukuman mati, atau seumur hidup dengan dicambuk.