Follow Us

Kaisar Naruhito akan Mengakhiri Upacara Penobatannya dengan 'Menghabiskan Malam' Bersama Dewi Matahari, Seperti Apa Ritualnya?

Ervananto Ekadilla - Kamis, 14 November 2019 | 16:00
Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako melambaikan tangan kepada warga yang menyambutnya selama parade penobatannya di Tokyo, Jepang, Minggu (10/11/2019).
JIJI PRESS

Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako melambaikan tangan kepada warga yang menyambutnya selama parade penobatannya di Tokyo, Jepang, Minggu (10/11/2019).

Setelah itu, Naruhito juga akan membungkuk dan berdoa untuk kedamaian bagi orang-orang Jepang sebelum makan nasi, jawawut, dan anggur beras 'bersama' Sang Dewi.

Tahapan ritual yang sama akan diulang lagi di ruangan lain dan baru akan berakhir pada pukul 03.00.

Ritual upacara itu akan ditayangkan secara langsung oleh stasiun televisi NHK, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kaisar Naruhito (kiri) mengumumkan secara resmi menduduki takhta Kekaisaran Jepang, sementara Permaisuri Masako mendengarkan di sebelahnya dalam upacara penobatan kaisar di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, Selasa (22/10/2019).
POOL

Kaisar Naruhito (kiri) mengumumkan secara resmi menduduki takhta Kekaisaran Jepang, sementara Permaisuri Masako mendengarkan di sebelahnya dalam upacara penobatan kaisar di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, Selasa (22/10/2019).

Baca Juga: Kisah Kaisar China yang Bisa Meniduri Ratusan Wanita dengan Perhitungan Matematika

Menurut para ahli, hal ini merupakan inisiatif pemerintah untuk menghilangkan rumor.

”Ada tempat tidur, ada selimut, dan kaisar menjaga jarak dari hal-hal tersebut,” kata John Breen dari Kyoto International Research Center for Japanese Studies.

Keputusan memperlihatkan ritual itu kepada publik dinilai sebagai upaya Pemerintah Jepang menghapus misteri atau kebingungan banyak orang terkait ritual tersebut.

Langkah ini juga untuk menunjukkan bahwa tidak ada hal yang inkonstitusional dalam ritual itu.

Baca Juga: Masa Kecil Kaisar Akihito, Meski Orang-orang Menggapnya 'Dewa' tapi di Kelas Dia Rakyat Biasa

Daijosai diyakini telah dilakukan sejak tahun 700-an.

Namiun ritual ini sempat terputus selama hampir tiga abad.

Source : NHK World, Kompas.id

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest