"Saya hanya bisa pasrah saat Bentor saya terbakar, saya sudah berusaha mengambil air di sungai namun hanya sendiri saja, itu mustahil untuk memadamkan api di Bentorku kasian, jadi saya biarkan saja sampai pemadam kebakaran tiba untuk memadamkan api," keluhnya.
Bentor satu-satunya milik Adil diperolehnya dari hasil menabung selama bertahun tahun bekerja sebagai tukang parkir di sekitar tugu Bambu Runcing Pangkep.
"Dulu saya tukang parkir di sini, lalu saya kumpulkan uang dari hasil parkir untuk membeli Bentor dengan harapan pendapatan saya bisa meningkat untuk menghidupi anak istri saya," ucap Adil memelas.
Kini, Adil mengaku masih bingung dan berpikir untuk menjadi buruh bangunan, setelah Bentor kesayangannya kini sisa rangka pasca hangus terbakar.