Setidaknya dua sampai tiga minggu sekali, ia kirim dua ton sampah plastik tersebut ke pabrik di luar kota seperti Rembang, Demak, Pati, Kudus, Solo bahkan Surabaya untuk diolah kembali.
Bagi Sarimin, ide membuka warung dan pembelian makanan dengan sampah plastik itu dilakukan bersama Unit Pengelola Teknis (UPT) TPA Jatibarang.
Tujuannya adalah untuk mengurangi beban sampah plastik yang sulit terurai.
Berjalannya waktu, Sarimin dan Suyatmi mengelola warung tersebut hingga menjadi berkah bagi mereka, dan tentunya para pemulung yang mengais rezeki dari sampah.
"Sebelum buka warung ini, dulu tahun 2013 saya dan istri saya cuma pemulung. Sehari-harinya cari rongsok dan sampah buat sekolahin anak dan kebutuhan hidup. Modal juga enggak punya. Lalu ketemu Pak Agus dari UPT, akhirnya tercetus ide buka warung ini," kata Sarimin.