Biaya perawatan sejak cederanya gadis itu telah mencapai lebih dari 200.000 yuan (Rp 398 juta).
Namunsekolah dan departemen pemerintah hanya menawarkan sekitar 60.000 yuan (Rp 119 juta).
Hal ini membuat orangtua gadistersebut merasa seolah-olah seperti tidak ada tanggung jawab yang diambiloleh pihak sekolah.
Mereka kemudian memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini di pengadilan.
Di pengadilan, sekolah itu juga ditanyai apakah luka-luka gadis itu ada hubungannya dengan sekolah yang memungkinkan guru tersebut memilih push-up sebagai hukuman bagi para siswanya.
Rupanya,ada hubungan sebab-akibat antara kedua peristiwa.
Sementara kasus ini berlanjut, sekolah telah menanggapi minggu lalu dengan mengatakan bahwa sekolah akan bekerja sama dengan penyelidikan pengadilan dan akan menghormati apapun keputusan yang diambil oleh pengadilan.
Baca Juga: Seorang Guru SMP Syok dan Dilarikan ke Rumah Sakit setelah Tahu Murid yang dihukumnya Tewas
Sekolahseharusnya tidak pernah memaksa siswanya untuk melakukan push-up sebagai hukuman.
Terutama karena siswa sekolah dasarkemungkinanbelummengetahui bagaimana melakukannya dengan benar.
Masih banyakcara yang lebih baik untuk mendidik anak yang melakukan kesalahan.(Ervananto Ekadilla/Suar.ID)