Suar.ID -Kakek Tobias Muut di usianya yang sudah mencapai 70 tahun ini ia mengalami kebutaan.
Kakek Tobias ini merupakan warga Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Nusa tenggara Timur.
Ia sudah mengalami kebutaan selama 20 tahun lamanya.
Dilansir Kompas.com, awalnya kakek Tobias ini mengalami kebutaan karena terkena serangga saat bekerja di kebunnya.
Sejak ia mengalami kebutaan, kakek Tobias pun hanya bisa terbaring lemas di dalamtenda tua miliknya.
Yang memilukan lagi kakek Tobias tidur tanpa kasur dan bantal.
Lalu saat siang hari ketika suhu begitu panas, kakek Tobias hanya bisa membuka baju untuk mengurangi panas yang dirasakannya.
Tak cuma itu, kakek Tobias harus merangkak menuju kamar mandi.
Bahkan tak jarang ia terpaksa buang air di tenda tempat kakek Tobias tidur.
"Sudah 20 tahun saya ini buta, Pak."
"Awalnya kena serangga, lama-lama saya jadinya tidak bisa melihat sampai sekarang."
"Mau obat ke dokter, uang dari mana."
"Kami ini orang miskin. Tidak punya apa-apa," tutur kakek Tobias, Kamis (24/10).
Kakek Tobias juga mengungkapkan bahwa sejak mengalami kebutaan,ia tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa.
Setiap harinya ia hanya bisa berbaring di tenda tidurnya sambil menunggu makanan dari sang istri.
Tak hanya itu, ia juga mengaku sebelum buta kakek Tobias bekerja menanam kacang tanah, memetik kakao, dan kelapa untuk mendapatkan uang.
Tapi sejak mengalami kebutaan uang pun menjadi sulit untuk diperoleh.
"Saya hanya kasihan dengan istri."
"Dia terpaksa kerja keras untuk kasih saya makan."
"Sebenarnya saya ingin sekali melihat lagi."
"Itu saja mimpi saya dari dulu," kata kakek Tobias.
Sedangkan istri kakek Tobias yang bernama Odilia Olivia mengungkapkan bahwa keluarganya tidak memperoleh bantuan sosial dari pemerintah.
Mulai dari bantuan sosial program keluarga harapan (PKH), beras sejahtera, bahkan hingga program bedah rumah.
"Sepuluh tahun lalu pernah ada bantuan jumlahnya Rp 500.000."
"Hanya sekali itu saja, sampai sekarang sudah tidak dapat lagi," tutur Oliva.
Olivia pun sempat mengatakan bahwa suaminya ini selalu berharap bisa melihat seperti sediakala.
Sayangnya karena kondisi ekonominya, kakek Tobias pun tidak mungkin untuk berobat ke dokter.
"Tolong suami saya, Pak. Dia pingin sekali melihat lagi," kata Oliva.
Olivia pun mengungkapkan bahwa ia dan suaminya tidak memiliki kartu BPJS kesehatan.
Padahal jika keduanya memiliki kartu ini, maka kakek Tobias bisa terbantu untuk memeriksakan diri ke dokter.
Di tengah keterbatasan yang dimilikinya, Olivia pun masih sangat mendambakan berbagai bantuan dari pemerintah.
"Warga lain ramai terima uang PKH dan beras sejahtera. Sementara kami ini sama sekali tidak dapat. Entah kenapa, kami juga tidak tahu," kata Oliva.
Olivia juga mengatakan alasan kenapa suaminya ini tinggal di gubuk kecil dan tua.
Ini karena kakek Tobias tidak bisa jalan keluar rumah, apalagi jika saat akan buang air dan juga mandi.
Saat kakek Tobias lapar, Olivia dan anaknya ini mengantarkan makanan dari rumah utama yang letaknya agak kedepan.
Saat dikunjungi oleh Kompas.com pada Kamis (24/10), kakek Tobias didampingi oleh istrinya hanya mengenakan pakaian yang lusuh.
Tak cuma itu, saat itu kakek Tobias tidak mengenakan pakaian karena suhu di gubuk tuanya yang sangat panas.
Wajah keduanya terselimuti rasa sedih yang mendalam.
Nampak keduanya juga berbincang sambil meneteskan air matanya.
Mereka sangat ingin keluar dari kondisinya yang serba sulit selama puluhan tahun.