Ujang mengatakan, idealnya negara membutuhkan oposisi yang kuat dan tangguh dalam mengawasi pemerintah.
Hal yang mengkhawatirkan apabila Gerindra dan Demokrat masuk dalam koalisi pemerintah, kontrol terhadap Jokowi-Ma'ruf berkurang sehingga kewenangandapat disalahgunakan.
"Kata Lord Acton, power tends to corrupt, kekuasaan itu akan cenderung korup atau disalahgunakan."
"But absolute power, corrupt absolutely, dan kekuasaan yang absolut kecenderungan penyalahgunaannya pun akan mutlak," kata dia.
Baca Juga: Tak Terpilih Jadi Anggota DPR, Rupanya Ini Alasan Mulan Jameela dan 13 Caleg Lainnya Gugat Prabowo!
Pada Jumat (11/10/2019) sore kemarin, Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka.
Jokowi mengakui, ia dan Prabowo membicarakan masalah koalisi dengan Jokowi.
Namun, pembicaraan itu belum final.
"Tapi kami tadi sudah berbicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk ke koalisi kita," kata Jokowi.
Baca Juga: Prisia Nasution Grogi, Lagi Makan 'Dilihatin' Prabowo dan Jokowi
Sementara itu, Prabowo menegaskan bahwa ia siap membantu pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin apabila diperlukan.
Prabowo menekankan bahwa Partai Gerindra selalu mengutamakan kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan negara.