Sementara itu, ibunya tidak bekerja dan mengasuh adik Nico yang usianya masih kecil.
Sebelum jualan es kucir, dirinya terlebih dahulu jualan nasi kucing.
Satu bungkus nasi kucing ia jual dengan harga Rp 1.000.
"Saya jualan nasi kucing kelas 3. Setelah naik kelas 4 saya tidak lagi jualan nasi kucing. Saya ganti jualan es kucir sampai sekarang," ucap bocah yang memiliki cita-cita menjadi tentara tersebut.
Aktivitasnya berjualan es, kata Nico, tidak mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah.
Nico tetap fokus mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan baik.
Ibunda Nico mengaku sempat melarang anaknya untuk berjualan es di sekolah.
Ia meminta Nico fokus mencari ilmu dan belajar di sekolah saja.
"Ini (berjualan es) keinginan anak saya sendiri. Pernah saya larang. Tapi tetap saja anak saya pengen jualan. Alasannya bantu ibu," terang Giyem.
Giyem juga mengatakan es kucir tersebut merupakan hasil buatannya sendiri.
Semua bahan pembuatan es kucir dia beli di pasar dan menggunakan buah asli.