Sementara itu Presiden Joko Widodo usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta memerintahkan pengusutan menyeluruh pelaku peristiwa penyerangan ini,
"Saya langsung perintahkan Kapolri, Kabin didukung TNI untuk mengusut tuntas dan menindak tegas pelaku dan seluruh jaringan yang terkait denan peristiwa tadi siang." Kata Presiden Joko Widodo.
"Kami mengajak masyarakat untuk memerangi radikalisme dan terorisme yang ada di tanah air. Hanya dengan upaya kita bersama terorisme dan radikalisme bisa kita selesaikan dan berantas," tegas Presiden.
Peristiwa penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto ini mengkonfirmasi peringatan yang pernah disampaikan kepolisian Indonesia pertengahan Mei lalu, kalau sejumlah pejabat pemerintah termasuk Menkopolhukam Wiranto sedang menjadi target aksi kelompok tertentu yang ingin mengacaukan situasi keamanan di dalam negeri.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan di kalangan kelompok teroris, Menkopolhukam Wiranto memang telah 'diframing' sebagai musuh masyarakat (Public Enemy).
Selain Wiranto pejabat lainnya yang diincar seperti Presiden Joko Widodo, Kapolri Tito Karnavian, Menko Maritim Luhut Panjaitan dan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Khusus Wiranto, sosoknya mendapat sorotan lebih karena dominan tampil di media menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat pasca pemilu 2019.
"Mengamati grup-grup kelompok teroris baik di Whatsapp (WA) maupun di telegram, sangat jelas kebencian kepada Wiranto, Moeldoko, Luhut Panjaitan, Kapolro Tito Karnavian dan Jokowi. Ekspresi mereka memang sangat kecewa, sakit hati dan benci kepada ke empat tokoh itu."
"Tapi Pak Wiranto tampil eksesif sekali di media dan mereka anggap apa yang dikatakan Wiranto itu telah melukai mereka secara agama," katanya.
Menurut Al Chaidar pemerintah perlu menyikapi serius serangan ini karena berpeluang kembali terjadi dan menyasar pada pejabat pemerintah yang lain.