Di mana plasentanya saling berhubungan, sehingga janin pertama memberikan darah pada janin kedua.
"Minggu pagi saya datang visit, detak jantung masih ada, tapi ibunya tekanan darahnya naik, mirror syndrome udah naik," papar dr. Gatot Abdurrazak.
Dikutip Kompas.com yang mengutip dari Jurnal A&A Practice dari International Anesthesia Research Society (IARS), mirror syndrome adalah kondisi komplikasi kandungan yang langka dan mengancam nyawa ibu beserta bayinya.
Penyakit ini dikenal juga sebagai sindrom ballantyne, maternal hidrops, triple edema, dan pseudotoksemia.
Sementara itu, kondisi klinisnya pertama kali ditemukan pada 1892 oleh John W Ballantyne.
Mirror syndrome cenderung sulit teridentifikasi.
Namun, biasanya penyakit ini berasosiasi dengan kehamilan dan membahayakan kesehatan ibu dan bayinya.
Identifikasi awal dari Ballantyne atau mirror syndrome biasanya adalah sebuah sindrom maternal edema selama kehamilan akibat isoimunisasi rhesus.
Edema sendiri merupakan pembengkakan pada anggota tubuh akibat penimbunan cairan di dalam jaringan.