"Makanan kadang-kadang dibiarkan terbuka dan kadang-kadang disajikan hangat-hangat kuku (tanggung), dan ada burung terbang di sekitar makanan,
"Kami (juga) melihat feses di kolam renang dan saya berbicara dengan wisatawan lain yang melihat fesef di kolam lebih dari satu kali,
"dan staf hanya mengambilnya tanpa menutup kolam atau memberikan pembersihan menyeluruh,
"Dinding di toilet anak-anak juga diolesi dengan kotoran. itu menjijikan," ungkap katie.
Tetapi, Allie tidak langsung sakit, baru setelah 5 hari kembali ke rumah mereka di Atherton, Greater Manchester, ia mulai menderita kram perut, diare, kehilangan nafsu makan, dan lesu.
Allie sempat cepat-cepat diperiksakan dan dilihat oleh dokter di luar jam kerja, kemudian ketika kondisinya semakin memburuk bocah 2 tahun itu pun dirawat di rumah sakit Royal Bolton pada 30 Juli.
Saat itu berbagai tes dilakukan hingga kemudian Allie dipastikan terkontaminasi Shiga-Toxin yang memproduksi bakteri E.Coli (STEC), yang kemudian membuatnya mengembangkan Sindrom Uraemik Haemolytic (HUS) yang mematikan.
Hal yang menyerang Allie itu adalah sebuah komplikasi yang mengancam jiwa terkait dengan keracunan.
Allie saat dirawat di rumah sakit
HUS adalah kondisi serius dan berpotensi fatal yang mempengaruhi darah dan pembuluh darah, yang mengakibatkan penghancuran trombosit darah. Ini juga dapat menyebabkan gagal ginjal dan kerusakan otak.