Suar.ID -Kabar mengejutkan beberapa waktu lalu menghebohkan polres Serdang Bedagai.
Bagaimana tidak, salah satu anggotanya yang bernama Aiptu Pariadi diduga bunuh diri.
Bunuh diri yang dilakukannya dengan cara menembak kepalanya senidiri dengan senjata revolver miliknya.
Sebelum menghabisi nyawanya sendiri, Aiptu Pariadi diduga terlebih dahulu menembak kepala istrinya yang benama Fitri.
Aiptu Pariadi merupakan Kepala Tim (Katim) I Satuan Reserse Narkoba.
Dilansir Tribun Medan, hal tersebut juga sempat dibenarkan oleh Kasat Resnarkoba polres Serdang Bedagai yang bernama AKP Martualesi.
"Orangnya bagus dia ini, hari Kamis lalu dia masih ikut dalam penggerebekan kampung narkoba di Kampung Nagur. Jabatannya Katim I,"ujar Martualesi yang ditemui di lokasi kejadian Minggu, (6/10).
Bahkan terungkap pula beberapa fakta baru yang didapat dari Martualesi atas kepemilikan senjata api yang dikuasai Pariadi ini adalah untuk kepentingan tugas.
Ia juga menyebutkan bahwa baru dua bulan lalu senjata api miliknyaditarik.
AKP Martualesi ini juga mengatakan bahwa sudah lama yang bersangkutan memegang senjata api.
"Sempat ditarik senpinya karena masa berlakunya habis sekitar dua bulan lalu.
Tapi sebenarnya bukan ditarik lah dipulangkan ke logistik Polda,"kata Martualesi.
Martualesi juga sempat menatakan bahwa untuk bisa dapat lagi menguasi senajata api Aptu Pariadi harus mengikuti ujian di Polda Sumut.
Ia menyebutkan bahwa tak lama setelah masa berlakunya pemegangan senjata api habis, ia pun kembali mendapatkan senjata api lagi.
"Baru dapat lagi (izin) setelah dia ikuti ujian. Dia ya sudah memenuhi persyaratan makanya bisa dapat lagi. Kalau dia orangnya bagus. Tidak pernah kita dengar laporan tentang dia yang tidak bagus,"kata Martualesi.
Kapolres Serdang Bedagai Angkat Senjata
Kasus pembunuhan ini berawal dari percekcokan antara Aiptu Pariadi dan istrinya Fitri.
Percekcokan tersebut berujung pada keduanya tewas bersimbah darah.
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu menyebut Aiptu Pariadi dan istrinya Fitri ditemukan tewas di dalam rumahnya.
Rumahnya ini terletak di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Sebelumnya diketahui keduanya sedang dalam kondisi bertengkar.
Bahkan keduanya sempat tidak berkomunikasi satu sama lain.
"Keterangan dari anaknya sedang ada masalah mereka. Jadi tidak komunikasi,"ucap Jualiarman ketika ditemui di Tempat Kejadian Perkara Minggu, (6/10).
Juliaman mengatakan bahwa Aiptu Pariadi ini dikenal sebagai orang yang baik dalam lingkungan pekerjaanya.
"Kerjaannya tidak ada masalah. Dia orangnya baik. Tidak ada melakukan pelanggaran,"kata Juliarman.
Ia juga mengakui bahwa Pariadi telah lama dibekali senjata api untuk kepentingan tugasnya.
Untuk saat ini polisi masih memeriksa saksi-sangki khususnya dari pihak keluarga.
"Kalau untuk luka kita masih tunggu hasil visum ya. Tapi dari kasat mata ada 3 lubang di kepala. Artinya memang ada 3 kali letusan," kata Jualiarman.
Sayangnya Juliarman tak menyebutkan dengan rinci siapa yang terkena dua lubang dan satu lubang di kepala.
Namun dari informasi yang didapat istrinya yang terkena perluru hingga dua kali sedangkan Pariadu yang sekali.
Untuk sekarang ini masih belum diketahui secara pasti bagaiman kronologi keduanya tewas tertembak.
Namun menurut Kepala Desa Lidah Tanah yang bernama Usman mengatakan bahwa warga mendengar suara tembakan pada sekitar pukul 22.00 WIB.
Ia juga secara pasti tidak mengetahui bagaimana kronologi pasti kejadian tersebut.
"Yang meninggal dengan luka tembak suami istri lah. Warga taunya karena ada dengar suara tembakan tadi," kata Usman, Minggu (6/10).
Sang Anak Meronta-ronta
Untuk kepentingan otopsi kedua jenazah Aiptu Pariadi dan istrinya pun dibawa ke rumah sakit Sultan Sulaiman Seirapah pada Minggu (6/10) dini hari sekitar pukul 01.20 WIB.
Namun saat kedua jenazah tersebut dimasukkan ke dalam ambulan, anak bungsu mereka sempat menangis meronta-ronta.
"Aku mau ikut bapak...aku mau ikut bapak," ucapnya.
Tapi gadis kecil ini pun hanya bisa ditenangkan oleh saudaranya dan juga polisi.
Ayah Pariadi sempat menceritakan bagaimana awal mula dirinya mengetahui menantunya ini tewas kepada polisi.
Awalnya cucunya ini datang ke rumahnya yang memang berdekatan dengan rumah Pariadi.
"Dibilang anaknya (anak Pariadi) kek lihat bapak...kek lihat bapak sama mamak, gitu.
Aku sudah tidur sebenarnya tadi di rumah. Kalau yang besar sedang di luar," kata Paelan pada polisi.
AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu,Kapolres Serdang Bedagai, mengatakan peristiwapenembakan ini terjadi pada Sabtu, (5/10/) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat kejadian tersebut ada empat orang yang sedang berada di rumah, yaitu pasangan suami itri tersebut dan juga dua anaknya yang sedang tidur.
"Jadi keduanya tewas dengan luka tembak di kepala. Anak korban ini ada 3 sebenarnya tapi yang di rumah ada dua orang, yang satu lagi sedang di luar rumah. Ini kita bawa ke Sultan Sulaiman untuk otopsi," kata Juliarman.
Melalui info yang beredar penembakan tersebut dilakukan Pariadi saat istrinya sedang duduk di ruang TV.
Setelah itu baru Pariadi melakukan bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri.
Namun terkain hal ini Juliarman belom memaparkan secara resmi siapa yang lebih dulu menembak.