Dilansir dari Kompas.com, Jumat (4/10/2019) siang, Efendi berusaha berdiri dengan berpegang ke bilah-bilah bambu.
Setelah berhasil berdiri, ia mencoba meraih tangan dan baju orang yang datang menyambanginya.
Sentuhan itu kemudian diikuti dengan tawa girang.
Namun, saat orang yang menyambanginya hendak pergi, ia meronta-ronta, seperti minta untuk dikeluarkan dari dalam kurungan.
Latifah, ibu kandung Moh. Efendi menceritakan, sejak masih bayi, Efendi tumbuh seperti bayi pada umumnya.
Namun, ketika usianya menginjak tiga tahun, Efendi tidak kunjung bisa berjalan dan tidak bisa bicara.
"Dia hanya merangkak kemana-mana, bicaranya tidak dimengerti karena tidak ada bahasa yang bisa diucapkan," ujar Latifa, warga Dusun Bringin, Desa Angsana, Kecamatan Palengaan, Pamekasan.
Sebagai anak ketiga, Efendi paling banyak mendapat penjagaan dari kedua orang tuanya.
Sebelum dikurung di dalam bekas kandang ayam, Efendi ditempatkan di dalam surau.
Namun, masih bisa keluar dan merangkak ke luar halaman rumah. Ketika lepas dari pengawasan orang tuanya, banyak makanan yang tidak layak dimakan.