Suar.ID - Genjer sempat terkenal sebagai makanan rakyatmiskin di era 1930-an hingga masa kemerdekaan.
Lewat lagu 'Genjer-genjer', seorang seniman asal Banyuwangi bernama M. Arif, menceritakan bahwa masyarakat pada masa penjajahan Jepang sangat sengsara.
Tidak mampu membeli lauk makan dan yang tersedia hanyalah genjer.
Bahkan, saat itu genjer merupakan tanaman gulma yang tumbuh di rawa-rawa yang juga dikonsumsi itik.
Sayur genjer semakin kalah pamor pada era Orde Baru.
Lagu 'Genjer-genjer' identik dengan PKI sehingga pada masa Orde Baru, lagu ini dianggap 'terlarang'.
Menyebut kata 'genjer' pun seakan-akan menyeramkan.
Namun, kini sayur genjer sudah menjadi favorit masyarakat Indonesia, terutama mereka yang seorang vegetarian.
Sayur genjer dapat dibeli di pasar-pasar tradisional namun masih agak jarang ditemui di pasar modern seperti swalayan.
Bagian yang biasa dimasak adalah daun genjer, yang diolah menjadi tumisan, lalapan, sebagai campuran pada gado-gado atau pecel, atau dimanfaatkan sebagai pengganti manfaat kangkung.