Mbah Sadinah menceritakan, selama 35 tahun terakhir dia hidup sebatang kara, setelah suaminya meninggal dan tanpa mempunyai anak.
Rumah seluas 3 x 6 meter yang ditinggalinya saat ini juga merupakan bantuan dari desa.
“Dulu rumah saya pendek, panas kalau siang. Terima kasih rumah saya sudah dibagusin setahun lalu,” kata dia.
Meski hidup sebatang kara dan miskin, Mbah Sadinah tidak pernah mendapat bantuan beras miskin maupun bantuan sosial semacam BPJS.
Meski demikian, dia mengaku bersyukur masih diberi kesehatan untuk bekerja mencari sesuap nasi.
“Kalu beras, saya tidak pernah dapat bantuan, yang muda-muda itu yang dapat. Alhamdulillah selama ini sehat, masih bisa bekerja,” ucap Mbah Sadinah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mbah Sadinah Terharu Saat Sendok yang Dia Jual untuk Makan Dikembalikan