Suar.ID -Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap kerusuhan di Papua dan Papua Barat dilatarbelakangi oleh pihak yang ingin mencari perhatian pada Sidang PBB.
Dikutip dari BBC, Tito menduga ada pihak yang ingin menggunakan momen sidang Majelis Umum PBB di New York yang dimulai pada Senin, (23/9/2019).
"Kelompok ULMWP (Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat) pimpinan Benny Wenda yang menghendaki di Papua atau di Indonesia dibuat gerakan yang bisa memancing media nasional, dan internasional khususnya, sehingga dapat digunakan sebagai amunisi untuk melakukan upaya diplomasi untuk membranding ada pelanggaran HAM di Papua," ujarnya.
Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko menyebut Benny Wenda yangsaat ini bermukim di Inggris sebagai tokoh di balik kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Baca Juga: Inilah Sosok Benny Wenda, Orang yang Disebut Moeldoko sebagai Dalang Kerusuhan di Papua
"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar."
"Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," ujar Moeldoko di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/9/2019) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Namun, Benny Wenda yang kini bermukim di Oxford Inggris, tidak diijinkan masuk ke ruang sidang umum (SU) PBB di New York, Amerika Serikat.
Benny Wenda awalnya berupaya masuk ke ruang sidang, ketika sidang Majelis Umum PBB yang diikuti perwakilan ratusan negara seluruh dunia sedang berlangsung.
Benny Wenda yang diduga menjadi dalang kerusuhan di Papua tidak di ijinkan masuk ke ruang sidang karena PBB saat ini memiliki peraturan baru.
"Kini PBB punya aturan baru, hanya warga negara resmi dari negara peserta yang bisa masuk dan hadir dalam Sidang Umum PBB," kata Delegasi RI asal Papua, Nick Messet, melalui pesan WA, Jumat 27/9/2019) malam.