Kalaupun pasien tak sanggup membayar, tak apa.
Hingga kini, pengabdian yang Dokter Mangku lakukan didukung oleh banyak orang, termasuk keluarganya.
"Keluarga saya, mereka semua mendukung saya. Semua anak-anak saya," ujar dia.
Kebutuhan sehari-harinya terpenuhi dari honor buku-buku yang ia terbitkan sejak lulus sebagai dokter hewan dan uang pensiun.
Dari pihak klinik, ia menerima uang transport sebesar Rp 100.000 per kedatangan.
Selain itu, teman-temannya juga turut membantu.
"Saya sekarang hidup dari pensiun saya, bantuan teman-teman, dan juga dari anak-anak saya," kata Dokter Mangku.
Dokter Mangku mendapat pendidikan kedokteran hewan di Universitas Gajah Mada.
Dia lalu mengambil studi untuk menjadi dokter umum di Universitas Sumatera Utara.
Semenjak 1995, Dokter Mangku mulai memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Dia pun bertekad tidak akan 'pensiun' berpraktik membantu mengobati masyarakat tidak mampu meski hanya tersisa ia dan satu rekannya, Pastor Bertens yang masih hidup.