Namun, merupakan suatu hal yang sulit untuk mewujudkannya apabila mereka sedikit atau bahkan tidak menemukan representasi nyata tentang keberadaan mereka dalam benda-benda yang ada di sekitarnya, termasuk mainan.
Oleh karena itu, tujuan proyek “A Doll Like Me” milik Amy ini dibuat untuk menciptakan sebuah keberagaman.
Amy ingin menunjukkan bahwa mainan yang cantik tidak selamanya harus memiliki penampilan yang sama.
Adanya perbedaan dalam bentuk mainan akan menciptakan keberagaman yang sempurna.
Sebuah keberagaman yang membuat anak disabilitas merasa menjadi bagian penting dalam lingkaran sosial mereka.
“Saya pikir penting, ya, menyediakan mainan seperti boneka untuk anak-anak. Setiap dari mereka harus memiliki pegangan. Pegangan yang membuat mereka percaya bahwa, ‘Oh, ternyata ada yang seperti saya’. Setiap orang perlu memiliki hal tersebut,” tulis Amy dalam akun Facebook miliknya.
Dalam membuat boneka yang menyerupai kondisi masing-masing anak, Amy harus memerhatikan berbagai detail.
Perempuan pegiat sosial tersebut harus memasukkan setiap identitas penting seperti tanda lahir hingga perbedaan anggota tubuh.
Hal itulah yang membuat masing-masing boneka unik.