Storment memulai kisah sedihnya, yang diunggah Selasa lalu hingga menjadi viral, dengan mengungkapkan bahwa pada bulan yang sama dia menyambut kelahiran anak-anaknya 8 tahun yang lalu, dia juga mendirikan perusahaan analisis keuangannya di waktu yang sama.
Perusahaan itu diakuisisi tiga bulan lalu, dan sekitar tiga minggu lalu, Storment mengatakan dia mengetahui berita dahsyat bahwa ia harus kehilangan anak laki-lakinya.
"Ketika saya mendapat telepon, saya duduk di ruang rapat dengan 12 orang di kantor Portland kamu membicarakan tentang kebijakan PTO," kenangnya.
"Beberapa menit sebelumnya, saya mengatakan bahwa dalam 8 tahun terakhir saya tidak akan mengambil cuti lebih dari seminggu," ujarnya.
"Saya dan istri saya sepakat bahwa ketika salah satu dari kami menelepon, yang lain harus menjawab. Jadi ketika telepon berdering saya segera berdiri dan berjalan ke pintu ruang rapat," lanjut Storment.
Panggilan telepon itu "dingin dan langsung", Storment mengenang, dan setelah mendengar putranya meninggal dia langsung berlari keluar pintu kantor membawa kunci mobil dan berjalan cepat tanpa mempedulikan sekitar ke seberang jalan.
Sementara itu, setelah memberi tahu suaminya, Brandes fokus menelepon 911 dan memberi tahu Oliver apa yang terjadi.
"Saya tahu saya punya waktu 4 menit untuk menjelaskan kepada Oliver bahwa sahabatnya telah meninggal dan 15 orang akan datang ke rumah," tulisnya.
"Saya memintanya untuk memilih tempat dimana dia merasa aman," lanjut Brandes.
Pasangan ini menceritakan secara detail kekacuan termasuk terak mereka yang "dikemas denganperalatan darurat," penerima respon pertama mencoba membuka pintu masuk dengan alat karena tidak bisa melihat Wiley selama hampir 3 jam di tengah potensi investigasi TKP, dan menghibur Oliver.