"Oh lha anak-anak?" timpal Cak Budi.
"Anak-anak masih sekolah semua, iya, jadi kita itu kawinnya kasep," jawab Mbah Waris.
"Kawinnya kasep, jadi menikahnya terlambat," tutur Cak Budi disambut tawa dari keduanya.
Mbah Waris setiap hari berjualan sejak pukul 4 pagi hingga koran-korannya habis, sekitar pukul 10 siang.
Saat itu Cak Budi menawari saparan Mbah Waris.
Namun Mbah Waris menolak karena tidak biasa makan nasi, ia lebih sering makan ubi-ubian.
"Saya gini dik, kalau pagi itu masih ndak seberapa, tapi tempe goreng atau telo (ubi) goreng itu udah kenyang. Karena kita itu ya, mengikuti Bung Karno dulu di Irian ya makannya ya itu telo (ubi) itu," ujar Mbah Waris.
"Jadi dulu Bung Karno di Irian makannya telo (ubi) itu, jadi mbahnya ngikut? Berarti, Mbah Waris ini juga tau Bung Karno ya?" sambung Cak Budi.
"Sudah, kita itu pengawalnya Bung Karno. Bung Karno dimana ya kita yang ngikutin," ungkap Mbah Waris.
Cak Budi terkejut mendengar pernyataan tersebut.