Dalam postingan Instagramnya tersebut Leonardo memberi caption :
"Beberapa pria, dari desa Cikiwul, sedang menangkap ikan di perairan berlumpur yang sangat tercemar dan merembes dari zona pembuangan terbesar yang berlokasi di Bantar Gebang. TPA Bantar Gebang menerima limbahdari 15 jutapenduduk yang tinggal di Jakarta. Pemulung membutuhkan sampah untuk mencari nafkah dan masyarakat Indonesia membutuhkan pemulung untuk mendaur ulang sampah yang dapat didaur ulang, namun apabila tidak bisa didaur ulang, akan dibuang begitu saja. .Indonesia,dalam hal pencemaran plastik menempati urutankedua di dunia setelah Cina, laporan menunjukkan bahwaIndonesiamenghasilkan 187,2 juta ton limbah plastik setiap tahundan lebih dari 1 juta ton dari limbah plastik tersebut, bocor ke laut.Studi terbarumenunjukkan bahwa ketika plastik membusuk, mereka memancarkanzat-zat metana dan etilen, dua gas rumah kaca yang kuat, dan laju emisi meningkat seiring waktu. Emisi terjadi ketika sampah berbahan plastik terkena radiasi matahari, baik di air atau di udara, tetapi di udara, tingkat emisi jauh lebih tinggi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa plastik mewakili sumber gas yang relevan dengan terjadinya perubahan iklim yang sebelumnya tidak dikenaldan diperkirakan akan meningkat karena semakin banyak plastik yang diproduksi dan terakumulasi di lingkungan. Polietilen, yang digunakan sebagai bahan dalam tas belanja, mengandung polimer sintetik yang paling banyak diproduksi dan dibuang secara global dan ditemukan sebagai penghasil metana dan etilena yang paling produktif.Diperkirakan bahwa lebih dari 8 miliar ton plastikmurni telah diproduksi sejak tahun 1950, menjadikan plastik sebagai salah satu bahan buatan manusia terbesar di planet ini,setelah baja dan semen. Dari volume tersebut, lebih dari setengahnya diproduksi dalam 16 tahun terakhir, di tengahtren globalyang mengutamakan sekali pakai, plastik juga merupakan barang yang sering digunakan sekali pakai. Tingkat produksi tahunan saat ini diperkirakan akanmencapai dua kali lipatdalam 20 tahun ke depan."
Tak lama setelah unggahan tersebut muncul, balasan komentar dari akun resmi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta lewat akun @dinaslhdki.
"Saya admin media sosial Dinas Lingkungan Hidup Kota Jakarta. Kami berkonsentrasi tentang sampah. Perlu diketahui bahwa Bantar Gebang sudah penuh dan tak bisa lagi menampung sampah pada 2021," tulis akun tersebut.
"Saat ini kami butuh perbaikan untuk pengelolaan limbah. Untuk itu kami butuh dukungan semua pihak. Terima kasih atas perhatianmu untuk kota kami," tambahnya.
Baca Juga: Punya 10 Anak Laki-laki, Ibu Ini Akhirnya Melahirkan Anak ke-11 yang Berjenis Kelamin Perempuan
TPA Bantar Gebang menerima limbah dari sekitar 15 juta orang yang tinggal di DKI Jakarta.
Menggunungnya sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang sudah sangat memprihatinkan.
Diketahui, TPST Bantargebang menjadi TPST terbesar yang ada di Indonesia dengan luas total 110,3 hektar.
Setiap harinya ada 7.000 ton sampah baru yang masuk ke TPST tersebut.
Baca Juga: Politikus PKS Usul Jokowi Gunakan Esemka untuk Menjadi Teladan Masyarakat