Ia dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 19 Agustus 1993.
Dilansir dari Kompas.com, Frans Kaisiepo merupakan putra kelahiran Biak, Papua, pada 10 Oktober 1921.
Dalam konferensi Malino di Sumatera Utara pada 1946, dia merupakan satu-satunya perwakilan Papua.
Dalam konferensi tersebut, dia mengusulkan nama Papua diganti jadi Irian.
Selang satu tahun, tekanan Belanda di Papua meningkat sehingga pecah perang di Biak.
Frans menjadi tokoh penting pergerakan anti-Belanda. Sikap anti-Belanda ini dia tunjukkan dengan menolak dipilih sebagai wakil Belanda di Konferensi Meja Bundar (KMB).
Akibat penolakannya, dia harus merasakan pahitnya menjadi tahanan pada periode 1954 – 1961.
Ia juga merupakan pendiri Parta Politik Irian yang memiliki misi membuat Nugini bisa bersatu dengan Indonesia.
Selain itu, Pada 1972, ia juga pernah didapuk menjadi Anggota, Kepemimpinan Hakim Tertinggi, Dewan Pertimbangan Agung RI. Kemudian hingga 1973 ia menjadi Gubernur Irian Barat ke-4.