Follow Us

Krisis Wanita di China, Para Pria 'Mengimpor' Istri dari Negara Lain

Rahma Imanina Hasbi - Minggu, 25 Agustus 2019 | 10:30
Nyo. Seorang gadis 17 tahun yang menjadi korban perdagangan pengantin perempuan di China. Fenomena itu muncul dampak dari kebijakan satu anak di China 1979 silam dan baru dicabut 2016 yang membuat rasio pria lebih besar dari perempuan, sehingga laki-laki kesulitan mencari istri.
The New York Times via Kompas.com

Nyo. Seorang gadis 17 tahun yang menjadi korban perdagangan pengantin perempuan di China. Fenomena itu muncul dampak dari kebijakan satu anak di China 1979 silam dan baru dicabut 2016 yang membuat rasio pria lebih besar dari perempuan, sehingga laki-laki kesulitan mencari istri.

Awalnya mereka dibawa ke kantor polisi setempat di mana mereka dijerat dengan imigrasi ilegal.

Kemudian mereka menumpang kereta menuju pusat penampungan bagi korban perdagangan manusia di utara Shan.

"Saat saya melihat huruf Burma, saya sangat senang," ujar Phyu.

Sejak kejadian itu, Nyo yang tengah hamil memutuskan untuk memberikan bayinya guna diadopsi.

Namun, dia urung melakukannya setelah anaknya lahir.

Baca Juga: One Piece Episode 899: Kekalahan yang Tak Terhindarkan, Serangan Tajam Strawman!

"Saya awalnya ingin memberikannya. Namun setelah saya melihatnya, saya langsung mencintainya. Bahkan dengan mulut binatang itu," tuturnya getir.

Zaw Min Tun, anggota gugus tugas anti-perdagangan manusia di Lashio berujar, perdagangan pengantin perempuan merupakan hal biasa di Negara Bagian Shan.

"Namun, hanya sedikit yang menyadari dan memahami apa itu perdagangan pengantin perempuan," ucap Zaw. (Ardi Priyanto Utomo).

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dampak Kebijakan Satu Anak China : Para Pria "Mengimpor" Istri dari Negara Lain)

Source : Kompas.com, The New York Times

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest