Awalnya mereka dibawa ke kantor polisi setempat di mana mereka dijerat dengan imigrasi ilegal.
Kemudian mereka menumpang kereta menuju pusat penampungan bagi korban perdagangan manusia di utara Shan.
"Saat saya melihat huruf Burma, saya sangat senang," ujar Phyu.
Sejak kejadian itu, Nyo yang tengah hamil memutuskan untuk memberikan bayinya guna diadopsi.
Namun, dia urung melakukannya setelah anaknya lahir.
Baca Juga: One Piece Episode 899: Kekalahan yang Tak Terhindarkan, Serangan Tajam Strawman!
"Saya awalnya ingin memberikannya. Namun setelah saya melihatnya, saya langsung mencintainya. Bahkan dengan mulut binatang itu," tuturnya getir.
Zaw Min Tun, anggota gugus tugas anti-perdagangan manusia di Lashio berujar, perdagangan pengantin perempuan merupakan hal biasa di Negara Bagian Shan.
"Namun, hanya sedikit yang menyadari dan memahami apa itu perdagangan pengantin perempuan," ucap Zaw. (Ardi Priyanto Utomo).
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulDampak Kebijakan Satu Anak China : Para Pria "Mengimpor" Istri dari Negara Lain)