Baca Juga: Meskipun Terkesan Menjijikan, Nyatanya Tikus Menjadi Makanan Populer di Tempat Ini
Atik berkata seperti itu mungkin karena menilik kondisi finansial keluarganya yang kurang mampu.
Kadang dalam sehari, Atik hanya mendapat upah senilai Rp 75 ribu.
Tak ayal, Asraf terkadang tidak dibekali uang kala mengikuti seleksi Paskibraka.
Keluarga Asraf juga tinggal d sebuah rumah bantuan Pemerintah Kabupaten Kampar yang dibangun di atas tanah milik saudaranya.
Sebelumnya, Atik dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah kayu yang dipinjamkan oleh kakak ibunya.
Tentu saja dengan bergabungnya Asraf menjadi Paskibraka Nasional, Atik jadi jarang berjumpa putra tercintanya itu.
Ia mengaku sangat rindu kepada Asraf, namun di atas semua itu Atik mengharapkan anaknya bakal sukses saat menjalankan tugas nanti.
"Saya kangen sekali sama dia.
"Dia enggak pegang HP jadi enggak bisa dihubungi.
"Saya harap Asraf sukses saat pengibaran bendera nanti," pungkas Atik. (*)