Suar.ID -Bagi Arsilan, Bung Karno tidak hanya memberinya kemerdekaan sebagai manusia.
Lebih dari itu, Presiden Pertama RI itu memberinya penghidupan, uang, dan yang lebih penting, kebesaran hati.
Sebab, Bung Karno adalah sosok yang sangat ikhlas, dalam arti yang sebenar-benarnya.
Tidak salah jika Arsilan yang pernah bekerja sebagai tukang kebun di Rumah Bung Karno belajar ilmu ikhlas dari presiden pertama RI itu.
Arsilan masih 19 tahun ketika Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks proklamasi di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur no 56, Jakarta, pada 17 Agustus 1945.
Ada ratusan orang di situ, semuanya hening mendengarkan Bung Besar membacakan teks proklamasi yang legendaris dengan suara tenor.
Dia juga berada di tempat itu waktu itu.
Arsilan ikut menyaksikan dan mendengarkan Bung Besar membacakan teks yang diketik oleh Sayuti Melik pada Jumat pagi yang “keramat” itu.
Meski begitu, Arsilan tidak berada di dalam barisan yang takzim.
Dia berada di dekat pagar halaman rumah yang notabene kediaman Bung Karno dengan Fatmawati, istri ketiganya.
Ya, maklum saja, Arsilan sekadar tukang kebun di rumah itu.