Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Aplikasi FaceApp Disebut Berbahaya, FBI Lakukan Eksperimen Ini untuk Selidiki Kebenarannya

Rina Wahyuhidayati - Selasa, 23 Juli 2019 | 18:38
Aplikasi FaceApp Disebut Berbahaya, FBI Lakukan Eksperimen Ini untuk Selidiki Kebenarannya
Kolase Tangkap Layar PlayStore

Aplikasi FaceApp Disebut Berbahaya, FBI Lakukan Eksperimen Ini untuk Selidiki Kebenarannya

Suar.ID -Salah satu aplikasi yang tengah populer dikalangan netizen saat ini adalah FaceApp.

Aplikasi yang sempat hits 2 tahun lalu kembali melejit setelah munculnya #AgeChallenge.

Dengan menggunakan aplikasi FaceApp ini foto wajah dapat diubah menjadi lebih tua.

Namun kemudian aplikasi ini menjadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pengguna internet.

Baca Juga: Video Detik-detik Bocah 13 Tahun 'Mengoperasikan' Pesawat Tanpa Izin, Orangtuanya Didenda Jutaan Rupiah karena Ulah Anaknya

Bahkan pemerintah AS was-was soal privasi data pengguna yang bersangkutan.

Senator AS, Chuck Schumer pun meminta Biro Investigasi Federal (FBI) dan Komisi Perdagangan AS (FTC) untuk menyelidiki aplikasi tersebut.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Pakai Lidah Mertua Atasi Polusi Udara Jakarta, Ternyata Tanaman 'Galak' Ini Harganya Selangit dan Punya 11 Manfaat Lain

Dalam kebijakan privasinya, FaceApp menyatakan dengan terang-terangan bahwa foto yang diunggah pengguna bisa digunakan oleh pihak FaceApp untuk keperluan apapun, termasuk kepentingan komersil.

Selain itu, kekhawatiran muncul lantaran FaceApp dikembangkan oleh perusahaan asal Rusia bernama Wireless Lab yang berbasis di St. Petersburg.

Domain perusahaan ini pun dikaitkan dengan tuduhan adanya campur tangan Rusia dalam pemilu AS.

Karena itulah kemudian muncul sebuah kabar viral di mana FaceApp diisukan dapat mencuri foto pengguna yang tersimpan dalam ponsel secara diam-diam.

CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov sendiri telah menepis tudingan tersebut. Ia mengatakan bahwa FaceApp tidak melakukan tindakan jahat apapun pada foto milik pengguna yang telah diunggah.

"Kami hanya mengunggah foto yang telah dipilih untuk kemudian diedit. Anda dapat memeriksanya dengan menggunakan pencari yang tersedia di internet," ungkapnya.

Mendengar pernyataan tersebut, media asal Amerika Serikat, Buzzfeed pun melakukan penelitian.

Penelitian tersebut dilakukan untuk melihat apakah ada aktivitas mencurigakan dari FaceApp pada saat digunakan dan setelah digunakan.

Dikutip dari halaman Buzzfeed, Selasa (23/7/2019), mereka kemudian menjalankan aplikasi tersebut di sejumlah perangkat berbeda.

Buzzfeed menggunakan ponsel Android dan iOS.

Selain sistem operasi yang berbeda, Buzzfeed juga melakukan pengujian dengan dua izin aplikasi FaceApp yang berbeda.

Satu diberikan izin untuk mengakses foto pengguna, satu lainnya tidak diizinkan.

Setelah itu Buzzfeed mengunggah sebanyak empat gambar lewat aplikasi tersebut.

Hasilnya, tidak ada aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh aplikasi ini.

Secara teori, jika FaceApp mencuri foto atau data lain tanpa sepengetahuan pengguna, maka aplikasi ini akan menghabiskan banyak data ketika aktif pada "background".

Tapi dari penelitian tersebut, meski FaceApp tetap aktif walau tidak digunakan, lalu lintas data secara keseluruhan yang terlihat pada ponsel hanya sekitar 43 MB dalam waktu satu jam.

Jumlah data yang dikeluarkan ini terbilang wajar, karena bukan hanya aplikasi FaceApp yang bekerja pada background, ada pula Gmail, Twitter, Facebook, dll.

Dua peneliti lainnya juga menyatakan hal serupa.

Jumlah lalu lintas data yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya aktivitas mencurigakan.

Foto Donald Trump dan Steve Jobs diedit di FaceApp
(FaceApp)

Foto Donald Trump dan Steve Jobs diedit di FaceApp

Will Strafach, seorang peneliti sekaligus CEO dari Guardian Firewall juga mengatakan bahwa telah melakukan pengujian pada aplikasi FaceApp.

Ia pun menilai sah-sah saja jika para pengguna menaruh kecurigaan dan waspada pada aplikasi ini.

Senada dengan Will, peneliti keamanan asal Prancis, Baptiste Robert juga mengatakan bahwa pengguna boleh curiga tetapi jangan menuduh tanpa bukti.

"Orang-orang ketakutan karena di balik perusahaan FaceApp adalah orang Rusia. Yang ingin saya katakan adalah, boleh-boleh saja curiga, tetapi jangan menuduh tanpa bukti. Di sini kami tidak memiliki bukti teknis untuk berteriak tentang adanya skandal," katanya.

Pihak FaceApp sendiri mengklaim bahwa foto milik pengguna yang telah diedit disimpan di dalam server yang dijalankan oleh Amazon dan Google.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika kemudian FaceApp menyalahgunakan foto pengguna untuk berbagai kepentingan.

Pasalnya pada halaman persetujuan pun pengguna telah diberi tahu, bahwa foto yang diunggah akan menjadi milik FaceApp dengan lisensi yang abadi.

(Kompas.com/Yudha Pratomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul FaceApp Berbahaya atau Tidak? Eksperimen Ini Membuktikan

Baca Juga: Video Aksi Sigap Seorang Ibu Selamatkan Anaknya Saat Underpass Kentungan Jogja Mendadak Ambrol

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x