Follow Us

Menurut Sains, Otak Manusia Tak Langsung Mati setelah Jantung Berhenti Berdetak bahkan Pasien Meninggal Masih Bisa Lihat Dokter di Sekitarnya

Khaerunisa - Jumat, 12 Juli 2019 | 21:00
(ilustrasi) Kematian
Pixabay.com/Jarmoluk

(ilustrasi) Kematian

Hal ini berkaitan dengan waktu korteks serebal dalam otak (Bagian otak yang menangani pikiran yang lebih tinggi, red) diperkirakan mampu bertahan tanpa oksigen.

Parnia mengetahui hal tersebut setelah meneliti sekitar 100 orang yang pernah mengalami henti jantung, dibantu dengan CPR, dan akhirnya sintas.

Ia mendeskripsikan, pasien yang mengalami henti jantung tetap melihat sang dokter bekerja dan berusaha menyelamatkan.

Baca Juga: Sistem Rudal S-400 Rusia yang Dipesan Sudah Tiba di Ankara, Ini Ancaman Amerika kepada Turki

Parnia melanjutkan, selama henti jantung, manusia akan kehilangan semua refleks dari otak untuk sementara.

"Gelombang otak dari korteks serebral segera tidak terdeteksi," katanya seperti dikutip Livescience, Sabtu (21/10/2017).

"Meski begitu dibutuhkan waktu berjam-jam agar organ berpikir manusia benar-benar mati," jelas Parnia.

Biasanya, saat jantung berhenti berdetak, tenaga medis akan melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation).

Baca Juga: Tafsir Mimpi Makan Pisang, Sering Kali Berhubungan dengan Kebahagiaan

Langkah tersebut akan menyediakan 15 persen oksigen yang dibutuhkan agar fungsi otak normal.

"Jika Anda berhasil mengembalikan jantung berkat bantuan CPR, secara bertahap Anda akan mulai menghidupkan fungsi otak lagi.

Tapi, semakin lama melakukan CPR, jalur kematian sel otak masih berlangsung pada tingkat yang lebih lambat," jelas Parnia.

Source : Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest