"Ayah sama mertua perang mulut, tak lama mertua mengayunkan pisau di pinggang dan menikam dada depan ayah saya, bagian dagu dan tangan," ungkap Bazo.
Melihat kejadian itu, Sekdes mencoba melerai pelaku.
Namun ayah Bazo sudah tergeletak ditanah bersimbah darah.
Warga pun berkerumunan, namun Zai langsung melarikan diri.
Baca Juga: CCTV: Bawa Bendera Hitam, Geng Motor di Jakarta Selatan Bacok Remaja Sahur On The Road Sampai Tewas
Samalisa yang menjadi korban kesadisan Zai dilarikan ke RS Viktor, sementara pihak keluarga Bazo melaporkan penikaman itu ke kantor polisi.
"Pelaku sudah diamankan polisi, tapi ayah saya masih kritis pendarahan," kata Bazo.
Meski sudah diamankan, Zai yang berada dalam tahanan malah melapor balik ke polisi, seolah-olah dirinya dikeroyok Sekdes yang merupakan adik korban atau ayah Bazo.
Akibatnya, 2 adik kandung Samalisa dijadikan tersangka oleh polisi atas kasus dugaan pengeroyokan.
Saat ini mereka mendekam di tahanan Polsek Teluk Dalam.
"Ini hukum macam apa ya, tidak adil, kami ini korban, tapi malah dijadikan tersangka, kami kecewa dengan pihak kepolisian yang menangani perkara seperti ini," ungkap Bazo dengan nada kesal.
Menanggapi kasus tersebut, Sofu Laia miris atas penikaman yang menimpa korban dan keluarganya.