"Saat itu mertua saya masih berat menerima saya sebagai menantunya, dia terus marah, tapi keluarga dengan sikap merendah terus memohon agar hubungan kami direstui," kata Bazo menceritakan.
Kala itu, Zai meminta bowo atau mahar sebesar Rp 50 juta kepada Samalisa agar hubungan Bazo dan istrinya di restui.
"Yang minta Bowo ayah istri saya, kami penuhi permintaan keluarga perempuan dan kami serahkan mahar itu, akhirnya mertua saya terima dan itu disaksikan keluarga terdekat," jelasnya.
Tiba-tiba, beberapa minggu kemudian Zai mendatangi rumah Bazo membawa sebilah pisau.
Zai datang dan marah-marah mencari anak perempuannya atau istri Bazo.
Dirumah Bazo, ia mengancam ayah Bazo agar memberikan tambahan mahar sebesar Rp 300 juta.
Baca Juga: Diduga Akibat Siaran Langsung di Facebook, 3 Pria Mengalami Luka Sobek karena Saling Bacok
"Ayah saya diam saja di ancam sama dia (Zai), kami ketakutan dan akhirnya saya dan istri pergi ke Medan," kata Bazo.
Mengetahui Bazo dan istrinya tak di kampung, Zai kembali mendatangi rumah Samalisa dengan membawa 2 bilah pisau di pinggangnya. Zai dengan emosinya kembali mengancam Samalisa.
"Dimana anak perempuan saya, segera pulangkan dia kerumah," ucap Bazo menirukan perkataan pelaku yang ia dengar dari ayahnya via telepon.
Karena ketakutan, Samalisa pun mengadukan ancaman tersebut kerumah Sekdes.
Saat dirumah Sekdes, ayah Bazo menceritakan kejadian itu, tiba-tiba Zai menghampiri dan mendekati ayah Bazo.