Suar.ID - Pak Soh panik ketika mendapat telepon, katanya dari "pejabat" yang mengatakan kepadanya bahwa akun selulernya akan diblokir karena ia telah terlibat dalam kasus kejahatan.
Warga Malaysia berusia 33 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan grosir, pergi ke Pengadilan Liang untuk mentransfer 1.200 dolar Singapura (Rp 12 juta) atas instruksi seorang "pejabat" dari China.
Untungnya,pihak berwenangmencegahnya menjadi korban penipuan "pejabat China".
Angka-angka yang dikeluarkan oleh polisi pada Senin (1/6/2019), menunjukkan bahwa ada 65 kasus serupa di Singapura antara Januari hingga April yang melibatkan sedikitnya 4,8 juta dolar Singapura (Rp 50 juta).
Lebih dari 48.000 dolar dari total tersebut hilang karena penipuan yang melibatkan mesin bitcoin, yang menurut polisi mendapatkan daya tarik tersendiri bagi penipu.
Sebagian besar korban - seperti Soh, yang nama lengkapnya tidak diberikan - adalah orang China.
"Pak Soh berperilaku sangat panik," kata Pak Chang Lian Seng, wakil yang bertanggung jawab atas unit kepolisian komunitas NPC Orchard.
"Setelah menarik uang, dia bergegas ke mesin bitcoin, itu adalah pertanda."
Berbicara dalam bahasa Mandarin, Pak Soh mengatakan bahwa di masa depan, dia akan "terlebih dahulu memverifikasi sebelum membuat keputusan".
Yang lain belum seberuntung Pak Soh.
Tahun lalu, seorang pelajar Tionghoa di Singapura kehilangan seluruh tabungannya sebesar 22.500 (Rp 200 juta) dolar Singapura ketika dia memberikan kata sandi dan akses ke rekening banknya kepada seorang penipu.
Dalam beberapa kasus ini, panggilan akan ditransfer ke orang lain yang mengaku sebagai petugas polisi dari China.
Para korban dapat ditunjukkan salinan surat perintah penangkapan mereka dari polisi China dan dapat diancam dengan hukuman penjara jika mereka tidak bekerja sama.
Para korban kemudian mengetahui bahwa uang ditransfer dari rekening bank mereka ke rekening yang tidak diketahui.
Ada juga cara penipuan lainnya, yang melibatkan penipu yang menginstruksikan korban untuk memindai kode QR di mesin penjual bitcoin dan mentransfer sejumlah uang menggunakan mesin.
Baca Juga: Terang-terangan Soal Selebriti Penipu, Deddy Corbuzier : Jangan Percaya Publik Figur
Dalam beberapa kasus, para korban disuruh menarik uang dari rekening bank mereka dan menyerahkannya kepada "pejabat pemerintah" untuk keperluan verifikasi.
Parapenipu menjaga para korban di saluran telepon untuk memastikan bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk memverifikasi keaslian panggilan, kata polisi.
Polisi menyarankan masyarakat untuk tidak panik ketika mereka menerima panggilan seperti itu, karena tidak ada lembaga pemerintah yang akan meminta rincian pribadi atau transfer dana melalui telepon. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)