Setelah dipastikan bahwa Ali sekarang hamil, pasangan itu memutuskan untuk membatalkan adopsi dan mengembalikan si kembar ke rumah asuh mereka pada malam yang sama.
Saat mengembalikan bayi kembar berusia 8 bulan ke panti asuhan itulah waktu di mana pasangan ini terakhir melihat bayi yang gagal diadopsi mereka.
"Saya menangis dan menangis. Saya belum mengungkapkan emosi apa pun sampai saat itu, tetapi ketika mereka diambil dari tangan saya untuk terakhir kalinya, sesuatu dalam diri saya pecah. Saya rasa rasa bersalah tidak akan pernah hilang. Saya mengecewakan bayi-bayi ini yang sudah dikecewakan," kata Ali.
Melihat kembali pengalaman tersebut, Ali percaya bahwa ia tidak dapat terikat dengan si kembar karena kehamilannya mencegahnya melakukan hal itu.
"Saya pikir tubuh saya lah yang mengatakan (untuk berkonsentrasi pada bayi sendiri),"
"Saya menempatkan bayi biologis saya terlebih dahulu dan harus hidup dengan itu selama sisa hidup saya." katanya.
Sekarang, sudah 5 tahun berlalu, pasangan tersebut tengah menjadi orangtua dari seorang putra dan akan memiliki anak kedua.
Namun, mereka masih ingat anak laki-laki kembar yang gagal mereka adopsi.
Sejak mengembalikan anak kembar dari panti asuhan, pasangan itu tidak diizinkan untuk menghubungi mereka.
Meski begitu mereka senang mengetahui bahwa mereka telah diadopsi oleh keluarga lain.