Meski demikian, nilai uang panai biasanya masih bisa didiskusikan oleh keluarga kedua calon mempelai.
Toleransi jumlah uang panai antar keluarga calon mempelai juga terungkap dalam lamaran Bripda Iin Ariska Syahrir dan Irsam Mulianasir.
Hal itu diceritakan dalam klarifikasi keluarga mempelai pria yang diposting oleh salah satu kerabat mempelai pria.
Disebutkan dalam postingan tersebut, bahwa jumlah yang diberikan oleh Irsam Mulianasir kepada Bripda iin Ariska Syahrir tidak ada apa-apanya dan telah menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
"...Di pihak perempuan uang panaik sebegitu tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan keadaannya karena beliau memiliki segalanya.
Jadi netizen jangan heran orang yang tidak memiliki jabatan saja di panaiki di atasnya bahkan ada 1 milyar tapi itu semua sah-sah saja yangg penting sepakat kedua belah pihak," begitu potongan postingan akun Facebook Mulia Nasir.
Menurut keluarga mempelai pria 'kelas atau strata' Bripda Iin Ariksa Syahrir tak sebanding dengan jumlah tersebut.
"...Jadi seandainya pihak perempuan mau kalau ibarat barang mau dia jual kami tidak bisa membelinya itu saja kuncinyam" bunyi potongan postingan Mulia nasir.
"Mahal'nya uang panai dalam tradisi bugis yang sering dipertanyakan tentu memiliki sejarah atau alasannya.
Konon zaman dulu, para orangtua ingin melihat keseriusan sang pria dalam melamar anak wanitanya sehingga sang pria betul-betul berusaha mengupayakan uang panai untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya.