Follow Us

Siapa Habil Marati, Mantan Manajer Timnas yang Diduga Jadi Donatur Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional?

Moh. Habib Asyhad - Rabu, 12 Juni 2019 | 09:55
Siapa Habil Marati, terduga donatur rencana pembunuhan empat tokoh nasional?
Tangkap layar Kompas TV

Siapa Habil Marati, terduga donatur rencana pembunuhan empat tokoh nasional?

Suar.ID - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali menetapkan tersangka baru dalam kasus kerusuhan Aksi 22 Mei dan rencana pembunuhan empat tokoh nasional.

Nama baru itu adalah HM alias Habil Marati.

Bagi mereka yang mengikuti persepakbolan Indonesia, khususnya timnas dan PSSI, rasanya tidak asing dengan nama satu ini.

Siapa sebenarnya Habil Marati?

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sebut 2 Instansi Pemerintah Terkait Kasus Penyelundupan Senjata Ilegal yang Menyeret Mantan Danjen Kopassus

Habil ditangkap pada Rabu, 29 Mei 2019, lalu.

“Ditangkap di rumahnya," kata Wadir Krimum Polda Metro Jaya, AKBP Ade Ary Syam Indradi di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).

Di kesempatan yang sama, kepolisin juga membeberkan peran Habil dalam kasus yang menjeratnya.

Dia, tambah Ade, merupakan pemberi dana kepada tersangka KZ alias Kivlan Zen.

“Jadi uang yang diterima tersangka KZ berasal dari HM,” lanjut Ade.

“Tujuannya untuk pembelian senjata api, juga memberikan uang Rp60 juta langsung kepada HK (alias Iwan) untuk biaya operasional dan pembelian senjata api.”

Uang Rp60 juta itu perinciannya sebagai berikut: Rp10 juta untuk operasional dan Rp50 juta untuk melaksanakan unjuk rasa.

Ade melanjutkan, HM juga diduga memberikan dana operasional sebesar 15 ribu dolar Singapura (Rp150 juta) kepada Kivlan Zen.

“Kemudian KZ mencari eksekutor yaitu HK dan Udin, dan diberikan target 4 tokoh nasional," imbuh Ade.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Blak-blakan terkait Kehidupan Seksnya dengan Galih Ginanjar, Wajib Bercinta Lebih dari 3 Jam dan Dapat Lebih dari 10 Kali Orgasme, Wajarkah?

Tak hanya menangkap, polisi juga menyita beberapa barang bukti dari tersangka HM.

Di antaranya ponsel genggam untuk melakukan komunikasi dan print out transaski bank.

Kembali ke pertanyaan semula, siapa sebenarnya Habil Marati?

Habil Marati lahir di Raha, Sulawesi Tenggara, pada 7 November 1962.

Dia adalah lulusah Fakultas Syariah IAIN Sumut 1982 yang melanjutkan pendidikan di Magister Manajemen Universitas Sumut 2003.

Selain itu, Habil Marati pernah menempati posisi jabatan direktur di sejumlah perusahaan.

Satu di antaranya, ia pernah menjadi direktur dan pemegang saham PT Batavindo Kridanusa.

Habil Marati juga merupakan politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dia juga sempat jadi anggota Komisi XI DPR dari fraksi PPP.

Dalam Pileg 2019, Habil Marati kembali mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari PPP daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara.

Selama di PPP, Habil Marati dikenal sebagai politikus yang mendukung Prabowo.

Pada Pilpres 2009 dulu, Habil Marati pernah mendeklarasikan Front Persatuan Pendukung Prabowo (FPPP) di Jakarta.

Bersama dengan kader PPP lain, seperti Sofyan Usman, Usamah al Hadar, dan Emilia Contessa, Habil siap memenangkan pasangan Megawati-Prabowo Pilpres 2009.

Padahal, dalam Pilpres 2009, PPP yang telah terikat dalam koalisi pendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Baca Juga: Mengerikan, Ibu Ini Tak Sengaja Temukan Rumah Prostitusi Tak Jauh dari Gerbang Sekolah Anaknya

Sementara pada Pilkada DKI 2017, Habil dan sejumlah kader PPP membentuk Majelis Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (MP-PPP) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (11/5/2017).

Majelis tersebut terbentuk dari dua kubu yang tengah berseteru di PPP yakni PPP kubu Djan Faridz dan PPP Romahurmuziy.

MP-PPP diinisiasi oleh Anwar Sanusi, Sukri Fadholi, Habil Marati, Usamah Hisyam, dan anggota DPRD DKI Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

Eks Manajer Timnas

Selain itu, Habil Marati pernah dipercaya PSSI sebagai manajer Timnas Indonesia sejak Agustus 2012 hingga 5 Desember 2012.

Dikutip dari Tribun Medan, Habil menggantikan posisi Ramadhan Pohan yang mengundurkan diri dengan alasan kesibukan sebagai Wakil Komisi I DPR RI.

Namun, jabatan sebagai manajer Timnas Indonesia tak lama dia pegang, hanya empat bulan.

Sebab, pada 5 Desember 2012, PSSI memberhentikan Habil Marati dari posisi sebagai manajer Timnas Indonesia.

Sebab Habil Marati tidak mampu membawa Timnas Indonesia berpestasi di Piala AFF 2012.

Langkah skuat Garuda harus terhenti di babak penyisihan Grup B.

Setelah hanya mampu meraih poin 4 hasil dari menahan imbang Laos 2-2, menang atas Singapura 1-0, dan kalah dari Malaysia 0-2.

Baca Juga: Mengerikan, Ibu Ini Tak Sengaja Temukan Rumah Prostitusi Tak Jauh dari Gerbang Sekolah Anaknya

Kini, Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka kasus rencana pembunuhan empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei.

Sementara itu, melansir dari pemberitaan hasil investigasi Majalah Tempo edisi (9/6/2019) Habil Marati, politisi PPP diduga memberikan dana bagi calon eksekutor untuk membunuh empat pejabat negara.

Sebelumnya, enam pelaku eksekutor telah berhasil diamankan dan dimintai keterangan.

Barang bukti sebanyak empat senjata api rakitan dan ilegal juga berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Dari hasil pengembangan, senpi tersebut juga akan digunakan membunuh 4 tokoh nasional dan seorang pemimpin lembaga survei.

Setelah adanya pemeriksaan, ternyata dibalik para tersangka tersebut ada sosok yang memasok dananya yaitu Habil Marati.

Inilah lima fakta dan peran satu tersangka kasus rencana pembunuhan empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei, Habil Marati:

1. Beri Dana untuk Para Eksekutor

Habil diduga telah mengeluarkan dana untuk para eksekutor yang berhasil diamankan polisi untuk membunuh sejumpah pejabat negara dan melakukan tindakan makar.

2. Ikut Bertarung pada Pemilu 2019

Habil Marati merupakan politikus PPP yang mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif daerah pemilihan Sulawesi Tenggara pada Pemilu 2019 lalu.

3. Muncul Bersama Nama Besar Terduga Kasus Makar Lainnya

Habil Marati menjadi terduga kasus makar yang berkaitan dengan aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019.

Dia bersama Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein, Mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko, mantan anak buah Prabowo di Kopasus Noor Farid, dan mantan prajurit TNI Iwan Kurniawan.

4. Dana Pemberian Puluhan Juta Rupiah

Besaran dana yang dikucurkan Habil Marati untuk menyokong para eksekutor sebesar Rp 60 juta untuk membunuh para pejabat.

5. Sebelumnya Pernah Diperiksa Polisi

Habil Marati sebelumnya pernah diperiksa pihak kepolisian pada tanggal 30 Mei 2019 di Polda Metro Jaya selama lima jam.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest