Mirisnya, anak-anak korban usianya masih kecil dengan yang paling besar baru berusia 12 tahun.
Sang istri, Mardiah, kini harus berjuang sendirian menafkahi kelima anaknya.
Melansir Kompas.com, almarhum Karoman beserta istri dan 5 anaknya tinggal di rumah berbentuk panggung berukuran kecil dan terletak tepat di tepi sungai.
Di sungai itulah setiap malam Karoman mencari ikan menggunakan perahu. Karoman mencari ikan dengan cara menombak ikan menggunakan tombak bambu.
Dalam semalam, biasanya Karoman mendapat 2 kilogram ikan yang langsung dijual ke pasar atau langsung ke warga oleh Mardiah pada pagi harinya.
Mardiah, istri Karoman, korban pembunuhan dan mutilasi di Sungai Pinang, Ogan Ilir.
“Dari hasil penjualan ikan biasanya mendapat uang Rp 50.000 hingga Rp 80.000, yang langsung dibelikan beras untuk makan sehari-hari. Suaminya saya tidak ada pekerjaan lain selain mencari ikan itu,” kata Mardiah.
Mardiah masih terlihat syok dengan kejadian yang menimpa suaminya.
Mardiah heran ada orang yang tega berbuat begitu kejam pada suaminya. Padahal, menurut Mardiah, suaminya itu tidak punya musuh.
Ia pun berharap pelaku yang belum diketahui identitasnya dapat segera tertangkap dan diganjar hukuman yang setimpal.
“Saya minta pelaku dihukum mati jika tertangkap,” tandasnya.
Baca Juga: Kaki Pria Ini Sangat Bau, ketika Lakukan Spa Ikan Semua Ikan Mati dan Pemilik Spa pun Merugi