Follow Us

Keangkeran Gunung Kawi yang Dipercaya Bawa Hoki, Makam Keturunan Raja Mataram

Suar.id - Sabtu, 25 Mei 2019 | 02:00
Makam Gunung Kawi di Malang, Jawa Timur

Makam Gunung Kawi di Malang, Jawa Timur

Baca Juga: Jadi Kenyataan! Inilah Ramalan Mama Lauren Soal Maia Estianty dan Irwan Mussry 8 Tahun Lalu

Tak heran jika malam-malam seperti itu, sekitar 5,000 orang tumplek blek di sana. Jumlah itu bakal mencapai klimaksnya pada tanggal 12 Suro (Muharam) setiap tahunnya, ketika berlangsung tahlil akbar, upacara khusus memperingati wafatnya salah seorang yang dimakamkan di sana.

Ketika itu jumlah pengunjung bisa menembus angka belasan ribu. "Kompleks makam seluas 1 ha itu seperti tak mampu menampung membludaknya pengunjung," kata seorang penduduk setempat.

Pengunjung Makam Gunung Kawi yang berada pada ketinggian sekitar 800 m dari permukaan laut itu, datang dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, pria atau wanita. Ada pegawai, pengusaha, pejabat, tokoh atau pemimpin masyarakat dan juga rakyat kecil.

Mereka bukan hanya berasal dari Kota Malang, Surabaya atau daerah-daerah lain yang berdekatan dengan lokasi makam, tetapi juga dari berbagai penjuru tanah air. Malah dari catatan buku tamu, bisa dijumpai pengunjung asal mancanegara.

Dari Singapura, Malaysia, RRC, Taiwan, Hong Kong, Jepang, India, Kangda, AS, Suriname, Inggris, Belanda, Jerman Barat, Australia, bahkan dari berbagai daerah di Timur Tengah. Sulit dilacak apa maksud kedatangan para wisnian ini.

Keturunan raja-raja

Dari sisi luasnya pengunjung paling tidak gampang diduga sampai di mana gaung popularitas Makam Gunung Kawi itu bergema.

Makam Gunung Kawi sebenarnya tak beda dengan tempat-tempat peziarahan lain yang bertaburan di Jawa. Seperti di Gunung Jati, Gunung Muria, Gunung Kemukus atau sejenisnya, aktivitas di sana juga berpusat pada makam orang yang dianggap punya doyo linuwih atau “kesaktian”.

Yang jadi bintang pujaan spiritual di sana ada dua, Mbah Djoego dan Mbah Imam Soedjono. Konon kabarnya kedua eyang itu dimakamkan dalam satu liang lahat.

Menurut pakem “resmi” seperti dikemukakan oleh R. Soelardi Soerjowidagdo (50), putra juru kunci makam yang masih ada hubungan darah dengan R.M. Imam Soedjono keduanya tokoh kharismatik asal Kerajaan Mataram abad ke-19.

Djoego hanyalah nama samaran. Aslinya Kanjeng Kiai Zakaria II, keturunan penguasa Mataram Surakarta yang memerintah pada abad ke-18.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest