Awalnya, badai petir yang terjadi mengubah metana menjadi karbon yang mengeras menjadi potongan grafit.
Selanjutnya grafit mengeras menjadi permata saat memasuki atmosfer Saturnus maupun Jupiter.
Bukan dalam jumlah kecil, menurut Baines per tahunnya terbentuk 1.000 ton berlian oleh planet Saturnus.
Tak berhenti di situ, berlian padat tersebut juga kemudian masuk lebih jauh ke kedalaman planet, bahkan hingga sangat dekat dengan cairan inti.
Baca Juga: Ada Fenomena Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi, 88 Warga Terpaksa Mengungsi
Mendekati cairan inti, berlian makin cair karena suhu di sana sangat panas.
Panasnya cairan inti planet Jupiter dan saturnus dianggap lebih panas dari bumi.
"Begitu turun ke kedalaman ekstrem, tekanan dan suhunya sangat mengerikan, tidak mungkin berlian bisa tetap solid," ujar Baines.
Maka, satu kemungkinan yang terjadi di inti kedua planet itu adalah terjadinya "lautan" berlian cair.
Baca Juga: Ribuan Kucing Liar di Australia akan Dimusnahkan dengan Hujan Sosis Lezat yang Beracun
Seperti itulah terjadinya hujan berlian di planet Jupiter dan Saturnus.
Jika di bumi belum ada kemungkinan hujan berlian, maka bisa saja manusia bumi yang mengambil berlian dari kedua planet tersebut ya?