Baca Juga: Dikabarkan 'Anti Israel', Bulan Ramadan Ini Cristiano Ronaldo Sumbang Rp 21,6 Miliar untuk Palestina
Namun, diketahui bahwa si lelaki transgender ini telah berhenti mengkonsumsi obat tersebut.
Pasien transgender ini mengaku sebelum daang ke rumah sakit ia sempat mengeluarkan cairan (diduga pecah ketuban) dan diikuti rasa sakit di perut.
Namun, karena penampilan dan catatan medis menunjukkan ia seorang pria, perawat menganggap kondisinya lumrah dan tidak ada permasalahan serius.
Sampai beberapa jam kemudian seorang dokter memeriksanya dan melakukan USG.
Dokter tersebut menemukan detak jantung bayi serta tali pusar yang telah memasuki saluran kelahiran.
Pasien tersebut langsung dibawa ke ruang bedah dan operasi sesar darurat pun segera dilakukan.
Namun, sayang detak jantung si bayi berhenti sebelum berhasil dilahirkan ke dunia.
"Jika seorang wanita yang datang pasti akan segera mendapat penangan secepatnya, dan pasti langsung ketahuan bahwa keluhannya semacam itu berhubungan dengan kehamilan," ungkap penulis jurnal.
Lelaki transgender pada kodratnya adalah seorang yang terlahir sebagai wanita yang tentu memiliki sel telur dan rahim.
Ada diantara lelaki transgender ini yang menggunakan hormon maskulin atau melakukan operasi untuk membuang rahimnya.
Golongan transgender ini sering menghadapi masalah terkait perawatan kesehatan gender seperti skrining kanker serviks dan prostat serta kontrol kehamilan.