Namun pangeran Charles terlena oleh janda bernama Camilla Parker-Bowles dan meninggalkan putri Diana.
Agama Gereja Inggris melarang pengikutnya untuk menikahi janda yang mantan suaminya masih hidup.
Jikalau Charles lancar jaya melenggang menjadi seorang raja nantinya, maka ia akan menjadi pemimpin tertinggi agama tersebut.
Jelas ini sangat tidak baik bagi kelangsungan aturan kerajaan dan juga agama.
Kecantikan Putri Diana yang merupakan ibu dari anak-anaknya masih saja tak bisa membuatnya tetap setia.
Lalu akankah tahta jatuh ditangan anak ratu Elizabeth II yang lain?
Terlebih setelah adanya draf peraturan amendemen baru yang mengusulkan ahli waris takhta adalah anak pertama yang lahir tanpa mempertimbangkan jenis kelamin.
Adapun Jika draf amendemen tersebut disetujui parlemen, berarti Inggris mengakhiri diskriminasi gender yang telah terjadi selama ratusan tahun.
Sebelumnya, pewaris Takhta Britania Raya ditentukan menurut keturunan, jenis kelamin (untuk yang lahir sebelum Oktober 2011), legitimasi, dan agama.