Berkaca pada kasus tikus itu, para peneliti lantas menemukan, dalam situasi stres tinggi, neuropeptida yang dijuluki NPY terlalu aktif di amigdala.
Nah, wilayah otak spesifik inilah yang tampaknya memodulasi respons tubuh terhadap stres dan makanan.
Baca Juga : 8 Chat Lucu Seputar Ojek Online Ini Dijamin Bikin Kamu Ngakak Enggak Habis-habis
“Kami menemukan bahwa ketika kami mematikan produksi NPY dalam amigdala, kenaikan berat (badan) berkurang,” kata Ip.
“Tanpa NPY, kenaikan berat badan pada diet tinggi lemak dengan stres sama dengan kenaikan berat badan di lingkungan yang bebas stres. Ini menunjukkan hubungan yang jelas antara stres, obesitas, dan NPY.”
Begini tabel bagaimana stres memicu kenaikan berat badan:
Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa stres tampaknya secara signifikan meningkatkan kadar insulin dalam darah.
Dan kadar insulin yang berlebihan inilah yang akhirnya meningkatkan aktivitas NPY di amigdala.
Baca Juga : Tragis! Suami Tega Bacok Istri hingga Tewas karena Menolak Ajakan Hubungan Intim
Aktivitas NPY kemudian meningkatkan nafsu makan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk membakar energi, sehingga menyimpan asupan kalori yang lebih besar sebagai lemak.
“Temuan kami menunjukkan lingkaran setan, di mana tingkat insulin kronis yang tinggi didorong oleh stres dan diet tinggi kalori mendorong semakin banyak makan," jelas Herbert Herzog.